Akibatnya, unit YPG tidak memadai. Mereka menggunakan alat seadaanya. Senjata dan amunisi dibeli di pasar gelap.
Kurdi Suriah juga telah menderita korban yang signifikan dalam serangan konstan. Misalnya, pertempuran Jazza’a (sebuah kota strategis di perbatasan Suriah-Irak yang melindungi koridor kemanusiaan) tahun lalu. Puluhan korban jatuh di kedua pihak. Namun garis YPG ini masih terus bergerak bahkan telah berhasil memperluas ke Irak.

Pejabat YPG menyangkal memiliki niat permanen di wilayah Irak, tetapi juga tidak jelas apa masa depan mereka. Kurdi Irak bersikeras tidak ada diskusi mengenai hal ini dan tetap menilai kehadiran YPG adalah pelanggaran kedaulatan.
Untuk saat ini YPG dan Peshmerga tampaknya memilih mengesampingkan perbedaan. Namun, masalah serius bisa muncul setelah ancaman ISIS surut. Memang, kedua pejabat Kurdi Irak dan Suriah mengatakan mereka akan mencoba untuk menyelesaikan masalah secara damai.
Sumber: IHS Jane