Turki Batalkan Tender Sistem Rudal Pertahanan Udara

Turki Batalkan Tender Sistem Rudal Pertahanan Udara

china-missile

Turki membatalkan tender untuk pengadaan sistem pertahanan udara senilai US$3,4 miliar (sekitar Rp45,9 triliun) yang kemungkinan besar diberikan kepada China. Langkah yang diduga karena tekanan dari Amerika dan sekutu NATO.

Turki yang merupakan anggota NATO pada 2013 telah memilih China Precision Machinery Import and Export Corp sebagai kandidat pilihan untuk kesepakatan itu. Hal ini memicu kekhawatiran Barat atas risiko keamanan yang melekat dari teknologi Cina.

“Telah diputuskan bahwa tender ini akan dibatalkan,” kata seorang pejabat di kantor Perdana Menteri Ahmet Davutoglu sebagaimana dikutip Reuters Senin 16 November 2015. “Keputusan ini telah ditandatangani oleh Perdana Menteri minggu ini.”

Seorang pejabat dari Turki Industri Pertahanan Undersecretariat, yang telah menjalankan negosiasi teknis dengan China, mengatakan pada Juli bahwa batu sandungan utama adalah keengganan China untuk melakukan transfer teknologi yang bisa memberikan Turki pengetahuan untuk mengoperasikan sistem dan akhirnya meniru.

Pejabat kementerian Perdana mengatakan Ankara sekarang berencana untuk pergi sendirian. “Turki sekarang akan meluncurkan proyek sendiri untuk membangun sistem pertahanan seperti itu,” katanya.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hong Lei, ditanya tentang pembatalan tender ini pada Senin mengatakan pada dia belum menerima pemberitahuan resmi dari masalah tersebut.

Selama tender, perusahaan AS Raytheon mengajukan penawaran dengan sistem pertahanan rudal Patriot. Sementara Franco-Italian group Eurosam pemilik perusahaan pembuat rudal Eropa MBDA dan Thales Prancis juga ikut dalam tender.