
Perang Dingin
Sistem anti-pesawat Soviet mulai berkembang pesat di tahun 1950-an. Munculnya operator senjata nuklir dengan jangkauan antarbenua (V-50 dan V-36) telah menjadikan pertahanan udara memiliki peran strategis penting.
Pada tahun-tahun pasca-perang , AS dan sekutunya dengan pesawat mereka menjadi tidak terjangkau, melanggar perbatasan Uni Soviet pada banyak kesempatan. Tercatat ada 32 kali pelanggaran pada tahun 1952, dan hanya tiga pesawat ditembak jatuh dan tiga lainnya rusak. Hal ini menyebabkan Soviet mempercepat pembangunan senjatanya.
Pada awal tahun 1950-an angkatan udara Soviet memperoleh jet Mig-15, Mig-17 dan Yak-25. Di pertengahan dekade angkatan udara menerima pesawat supersonik pertama Mig-19, dan kemudian supersonik SU-11, SU-15 dan pencegat Yak 28P, rudal udara dipandu dan rudal darat anti-pesawat S-75. Pada awal tahun 1960-an potensi tempur pertahanan udara Soviet telah meningkat dua kali lipat.
Tahun 60-70an adalah periode penting. Pada tahun-tahun itu kekuatan udara mendapat pesawat generasi ketiga pencegat Mig-23 dan pesawat yang mampu menembak target di ketinggian rendah dengan kecepatan tinggi Mig-25. Pencegat ini mampu membawa rudal dipandu baru R-23 dan R-40.
Pada 1970-an pengembangan sistem anti-pesawat dikondisikan oleh rudal ukuran kecil bersayap. Tanggapan Soviet adalah dengan melahirkan Mig-31 dan Su-27, yang dipersenjatai dengan sistem yang mampu mendeteksi musuh pada jarak jauh dan menyerang beberapa target udara secara bersamaan. Sementara di darat sistem anti pesawat muncul S -200.