
Militer AS mengatakan mereka meluncurkan serangan udara untuk mentargetkan pemimpin senior ISIS Libya. Serangan yang menggunakan F-15E Strike Eagle itu diyakini telah berhasil membunuh target yang diburu.
Pentagon mengatakan serangan, dilakukan pada hari Jumat 13 November 2015 direncanakan sebelum serangan yang dilakukan di Paris yang menewaskan 127 orang.
Para pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim, Sabtu 14 November menyatakan keyakinannya bahwa Abu Nabil, juga dikenal sebagai Wissam Najm Abd Zayd al Zubaydi, kemungkinan tewas dalam serangan udara oleh F-15 pesawat di sebuah kompleks di kota Derna.
“Kematian Nabil akan menurunkan kemampuan ISIS di Libya, termasuk merekrut anggota baru, membangun pangkalan di Libya, dan merencanakan serangan eksternal di Amerika Serikat,” kata juru bicara Pentagon Peter Cook sebagaimana dikutip Reuters.
Empat tahun setelah penggulingan Gaddafi, ISIS telah terus tumbuh, mengendalikan kota Sirte menjadikan pemerintah Barat khawatir mereka semakin kuat.
Nabil, seorang warga negara Irak, adalah anggota lama al Qaeda dan pemimpin senior negara Islam di Libya.