2. Rusia
Menempatkan Rusia sebagai kekuatan Asia terdengar aneh. Dilihat dari peta memang tidak masuk akal. Tetapi semua orang juga tahu Rusia memiliki sejarah militer panjang di Asia, termasuk perang melawan Jepang di 1904-1905 yang dia harus kalah dan menang dengan Jepang pada perang tahun 1945 serta serangkaian bentrokan perbatasan dengan China pada akhir tahun 1960-an.
Dari jumlah personel, Rusia masih ada di bawah China yakni hanya 800.000 personel aktif-tugas yang didukung oleh lebih dari 3.000 tank. Tapi Rusia tetap memiliki banyak keahlian Uni Soviet dalam merancang senjata canggih dan kuat, termasuk tank T-80 dengan sistem Arena aktif perlindungan, Peluncur multi roket Tornado, rudal Kornet anti-tank, dan helikopter serang Black Shark. China membeli senjata Rusia, namun Rusia tidak membeli China.
Moskow memiliki kemampuan perang di darat yang tangguh. Tentara Rusia memiliki beberapa divisi udara, serta pasukan khusus seperti Spetsnaz yang terkenal.
Rusia dan China tampaknya cukup akur untuk saat ini, dan kedua negara meninggalkan klaim teritorial terhadap satu sama lain dalam perjanjian persahabatan 2001. Meskipun demikian, beberapa orang China percaya bahwa Rusia bisa saja merebut wilayah China jika negara itu lemah.
Masalah praktis untuk kekuatan militer Rusia di Asia adalah jarak. Siberia jauh dari pusat-pusat militer Rusia dan kekuatan industri, dan Moskow ditemukan selama perang Rusia-Jepang, Trans-Siberian Railway adalah garis hidup ramping untuk memperkuat dan memasok tentara hampir di sisi lain dunia. Dan berapa banyak kekuatan militer Moskow mampu untuk mengirim ke Timur Jauh ketika terlibat dalam quasiwarfare di Eropa Timur?
Belum lagi lelucon lama bahwa Rusia pergi ke perang dengan China, menghancurkan satu juta pasukan Cina hari pertama, dua juta hari kedua dan lima juta hari ketiga. Dan kemudian menyerah.