Pemberontak Suriah Bisa Tembak jatuh Pesawat di Ketinggian 10.000 Meter

Pemberontak Suriah Bisa Tembak jatuh Pesawat di Ketinggian 10.000 Meter

Turki dan Arab Saudi dengan permintaan CIA telah memberikan senjata kepada pemberontak Suriah yang mampu menembak jatuh pesawat, termasuk jet penumpang yang terbang tinggi. Demikian ditulis Hildegard von Hessen am Rhein di media Prancis, Boulevard Voltaire dan dikutip Ria Novosti Jumat 13 November 2015.

Fakta bahwa pemberontak Suriah yang melawan Bashar al-Assad, sekutu Rusia, memiliki senjata yang mampu menembak pesawat komersial yang terbang di atas ketinggian 10.000 meter disponsori CIA. Hal ini membuat situasi yang sangat tidak nyaman bagi pemerintah AS di tengah kecelakaan Airbus A321 yang dioperasikan oleh yang pesawat Rusia Kogalymavia pada tanggal 31 Oktober.

“Saya benar-benar heran bagaimana John Kerry masih dapat melihat Sergei Lavrov langsung di mata selama [mendatang] pembicaraan rekonsiliasi Suriah di Wina,” kata Hildegard sambil menambahkan bahwa Amerika Serikat memperlakukan Rusia seolah-olah itu Honduras atau Grenada.

Pertanyaan utama adalah apakah pemberontak menembak jatuh Airbus A321 Rusia di Semenanjung Sinai menggunakan senjata yang disediakan Turki atau Arab Saudi sesuai pesanan CIA?

Man portable air defense systems  (MANPADS) dikirim ke pasukan oposisi Suriah untuk melawan Tentara Suriah, yang setia kepada Presiden al-Assad. Meskipun pemerintah AS mengatakan bahwa senjata mematikan hanya diberikan kepada pemberontak Suriah yang “moderat”, tidak ada jaminan bahwa salah satu senjata ini mungkin telah berakhir di tangan kelompok yang lebih radikal.

Ada kasus senjata AS yang diberikan kepada pemberontak “moderat” kemudian berakhir di tangan ISIS dan al-Nusra depan. CIA juga menyampaikan rudal anti-tank TOW dan jip Toyota yang juga akhirnya digunakan ISIS.

Bahkan jika A321 Airbus tidak jatuh oleh MANPAD yang disponsori CIA, jet tempur Rusia saat melakukan pengeboman target ISIS di Suriah akan dalam situasi bahaya karena bisa ditembak jatuh oleh senjata ini. Dalam hal ini setiap pesawat dari negara manapun, apakah militer atau sipil, yang terbang dalam jarak tembak dari kelompok teroris dengan MANPAD menjadi target potensial.

Pada tanggal 31 Oktober, Airbus А321, yang dioperasikan oleh maskapai penerbangan Rusia Kogalymavia jatuh di Sinai dalam perjalanan dari Mesir Sharm El-Sheikh ke St. Petersburg,  menewaskan 224 orang di dalamnya. Tragedi adalah bencana penerbangan sipil terbesar dalam sejarah Rusia. Penyelidikan mengarah pesawat jatuh karena bom.