Rusia diharapkan untuk memberikan sistem pertahanan udara S-300 ke Iran paling lambat Maret 2016. Namun tidak ada rincian tambahan dari kesepakatan senjata tersebut. Persoalan S-300 Iran masih diselimuti banyak misteri. Kenapa?
Mahmood Shoori dari Center for Strategic Research Iran menawarkan dua alasan di balik situasi ini. “Pertama, babak final konsultasi bilateral masih berlangsung. Setiap kebocoran dapat merusak perjanjian. Kedua, Rusia sangat menahan diri dalam berkomentar dan sejauh yang saya mengerti, Rusia tidak ingin menempatkan kereta di depan kuda,” katanya kepada Radio Sputnik Kamis 12 November 2015.
Shoori menambahkan bahwa Iran kemungkinan akan menerima S-300PMU-1 atau S-300PMU-2 tapi ini masih dalam diskusi.
Ketika Rusia memenuhi kewajibannya berdasarkan kesepakatan baru, Moskow “citra positif di mata Iran tidak diragukan lagi akan meningkatkan,” pungkasnya.
Moskow dan Teheran menandatangani kesepakatan senilai US$800 juta untuk pengiriman lima sistem rudal S-300 pada tahun 2007. Pada tahun 2011, Iran menggugat Rusia di Pengadilan Arbitrase Jenewa setelah Moskow membatalkan kontrak pada 2010 dengan dasar resolusi Dewan Keamanan PBB yang memberlakukan embargo senjata terhadap Teheran.
Presiden Rusia Vladimir Putin kemudian mencabut larangan pengiriman S-300 pada bulan April 2015, tak lama setelah kelompok P5 + 1 mencapai kesepakatan kerangka kerja nuklir Iran dan untuk menghapus semua sanksi ekonomi terhadap Teheran.
