
RADAR
Satu hal penting yang semoat tertunda adalah peningkatan radar array (AESA), atau “e-scan” radar. Hal ini mutlak dilakukan jika ingin menjadikan Typhoon tetap bisa eksis. “Saya rasa akan sulit untuk membayangkan Typhoon di awal 2020 tanpa radar e-scan,” kata komandan pasukan. Namun di akhir 2014 sudah diputuskan untuk memasang radar ini. Meski akhirnya Typhoon menjadi pesawat terakhir di kelasnya yang menerima teknologi tersebut.
Apalagi nantinya pesawat ini harus bekerja sama dengan F-35 sehingga kemampuannya tidak boleh terlalu jauh. Maka program Tranche 3 fokus pada masalah ini. Jika program ini berhasil maka dipastikan Thypoon tidak akan bisa diremehkan oleh siapapun.
“Saya tidak berpikir Typhoon akan mencapai FOC [kemampuan operasional penuh], karena itu punya begitu banyak update tambahan dan upgrade sepanjang waktu – itu hanya akan mengubah jalan melalui kehidupan pelayanannya.
Dengan waktu tersisa bagi Tornado GR4 tinggal lima tahun lagi maka diharapkan Trace 3 sudah akan rampung sebelum itu. Dan pada Desember 2013 uji perdananya hasil Trace 3 sudah dilakukan. Program ini tetap diikuti oleh empat negara. Nantinya akan dibuat 112 pesawat typhoon generasi trace3 ini. Dan thypoon pun terus berevolusi.
Sumber: flightglobal.com
Comments are closed