
Sistem rudal pertahanan udara S-400 Triumf yang dibangun Rusia sejauh ini belum ada yang menyamai di dunia. Setidaknya hal itu diklaim ahli pertahanan Konstantin Sivkov dalam keterangannya kepada Radio Sputnik.
Sivkov membandingkan dengan sistem pertahanan rudal andalan Amerika, Terminal High Altitude Area Defense (THAD). ” THAAD memiliki jangkauan lebih pendek dan tidak mampu memukul target melampaui cakrawala. Selain itu, itu adalah murni sebuah sistem anti-rudal balistik yang dirancang untuk menembak jatuh rudal balistik,” tambahnya.
S-400, yang dikembangkan dalam menanggapi Strategic Defense Initiative (SDI) yang dilahirkan oleh Presiden Reagan ini juga dikenal sebagai Star Wars karena kemampuannya menembak target tinggi.
“S-400 mampu memukul target pada ketinggian hingga 300 kilometer (186 mil). Yang lebih penting rudal ini dilengkapi dengan perangkat pelacak yang dapat mengunci target dan menghancurkannya. Tidak seperti sistem AS, S-400 tidak perlu melacak target,” jelas Sivkov Rabu 11 November 2015.
Selain itu, S-400 adalah satu-satunya kompleks rudal di dunia yang mampu menghantam target yang berada di luar cakrawala. Sistem ini juga dilindungi oleh sistem peperangan elektronik.
Tidak mengherankan, S-400 Triumf telah menyebabkan kegemparan. Sejauh ini hanya China yang menandatangani kontrak untuk pengiriman sistem pertahanan rudal canggih tersebut. Tetapi sejumlah negara diyakini akan mengikuti langkah China. Arab Saudi dikatakan tertarik untuk membeli S-400-an. Demikian juga dengan India.