Rusia semakin dalam terlibat di perang Suriah. Negara ini dilaporkan akan meningkatkan jumlah personel yang dikirim hingga dua kali lipat.
Menurut pejabat keamanan AS dan para pengamat militer Barat, Rusia diduga telah meningkatkan jumlah pasukannya di Suriah hingga menjadi 4.000 personel.
Reuters mengutip seorang pejabat AS yang tidak disebut namanya menyebutkan pada awal Rusia melakukan serangan udara di Suriah pada 30 September lalu, mereka menurunkan 2.000 personel militer ke negara itu. Namun kini jumlahnya membengkak dan pangkalan militer juga ditambah.
Sumber Reuters mengatakan, pangkalan militer utama Rusia adalah Bandara Internasional Bassel al-Assad dekat kota pelabuhan Latakia. Semua pesawat jet tempur Rusia terbang dari bandara tersebut untuk mendukung serangan darat tentara Suriah dan militan Syiah yang menyokongnya.
Tiga pangkalan lainnya di Hama, Sharyat dan Tiyas, digunakan untuk melepaskan serangan helikopter. Armada udara Rusia di Suriah terdiri dari 34 jet tempur dan 16 helikopter.
Misi utama mereka saat ini adalah mengamankan wilayah utara Aleppo dari kelompok oposisi penentang Bashar al-Assad, melalui Hama dan Homs, selatan Damaskus dan perbatasan Lebanon.
Rusia awalnya mengatakan misi mereka mengincar ISIS yang menguasai wilayah utara Suriah. Namun kenyataan di lapangan, kebanyakan korban serangan Rusia adalah pemberontak Suriah dan warga sipil di permukiman yang dikuasai pemberontak juga ikut tewas.
Analisa Reuters dari data Kementerian Pertahanan Rusia bulan lalu menunjukkan serangan Kremlin di Suriah 80% dilakukan di wilayah yang tidak dikuasai ISIS. Militer AS juga memantau terus pergerakan tentara Rusia dengan satelit dan penyadapan intelijen serta kontak dengan pemberontak moderat dan Kurdi di Suriah.
Kementerian Luar Negeri Rusia menolak menjawab pertanyaan soal jumlah personel di Suriah dan korban dari pihak mereka yang telah jatuh. Kremlin mengatakan bahwa tentara mereka di Suriah bukan untuk diturunkan dalam serangan darat, tapi hanya memberikanpelatihan dan konsultasi strategi kepada militer Suriah.
Christopher Harmen, pengamat senior di lembaga riset Institute for the Study of War memprediksi Rusia akan menurunkan lebih banyak lagi tentara di Suriah, bahkan hingga 8.000 personel. “Hal yang sangat mungkin terjadi dalam waktu dekat adalah jika Rusia punya cukup tentara di lapangan untuk memulai operasi militer, maka mereka akan melakukannya. Peningkatan hingga 4.000 orang hanyalah untuk keperluan logistik dalam mendukung peperangan,” kata Harmen.