Seorang bekas warga Connecticut Amerika dijatuhi hukuman 97 bulan penjara karena berusaha mengirim data teknis yang sensitif dari mesin pesawat F-35 ke Iran.
Mozaffar Khazaee, 61, dijatuhi hukuman pada 23 Oktober 2015 lalu dengan penjara 97 bulan penjara dan diikuti dengan pengawasan tiga tahun serta membayar US$ 50.000.
Menurut rilis yang dikeluarkan Pentagon, Selasa 3 November 2015, antara 2009 dan 2013, Khazaee mencoba untuk mengirim teknologi pertahanan rahasia AS ke Iran. Khazaee, merupakan memiliki kewarganegaraan ganda Iran dan Amerika Serikat, dengan gelar di bidang teknik mesin. Dia dipekerjakan oleh tiga kontraktor pertahanan yang berbeda antara tahun 2001 dan 2013.
Meskipun pernyataan itu tidak menyebutkan nama orang yang menjadi atasan Khasaee, produsen mesin Pratt & Whitney telah mengkonfirmasi bahwa Khazaee adalah seorang karyawan dari mereka selama periode ini. Pratt memproduksi mesin untuk kedua F-22 dan F-35.
“Mozaffar Khazaee mengkhianati pengusaha kontraktor pertahanan dan kepentingan keamanan nasional Amerika Serikat dengan mencuri dan mencoba untuk mengirim dokumen tebal ke Iran yang mengandung teknologi pertahanan AS sangat sensitif,” kata Deirdre Daly, Jaksa Amerika Serikat untuk Distrik Connecticut.
Mulai tahun 2009, Khazaee berhubungan melalui email dengan seseorang di Iran yang akan menerima dokumen sensitif yang berisi informasi tentang program Joint Strike Fighter. Khazaee rupanya ingin kembali ke Iran, sering menghubungi universitas teknis di negara tersebut
Agen federal mulai menyelidiki Khazaee pada 2013 ketika ia mencoba untuk mengirim pengiriman besar untuk Iran. Ketika agen memeriksanya mereka menemukan ribuan halaman dokumen, termasuk diagram, hasil tes dan cetak biru dari mesin F-35 dan F-22, menurut pernyataan itu.
Khazaee ditangkap Jan 9, 2014, di Bandara Internasional Newark Liberty sebelum naik ke pesawat penerbangan ke Iran
Selain data F-35 dan F-22 Khazaee juga mencuri dokumen dari berbagai program mesin militer AS lainnya, termasuk V-22 Osprey, C-130J Hercules dan mesin Global Hawk.