
Intervensi militer Rusia di Suriah untuk mendukung rezim Bashar al-Assad telah membuat operasi AS di negara itu lebih rumit. Meskipun kedua negara konon sama-sama menghadapi musuh ISIS, strategi keduanya berbeda. Rusia membantu Assad sementara Amerika ingin Assad mundur.
Ada perkembangan terbaru yang layak untuk disimak dari pergerakan pesawat Amerika dalam misi di Suriah. Amerika minggu lalu mengumumkan akan mengirimkan belasan F-15C ke Pangkalan Udara Incirlik Turki. Padahal pesawat ini jelas tidak cocok untuk misi serangan ke darat menghadapi ISIS.
David Axe melaporkan untuk The Daily Beast Selasa 3 November 2015, peran persis Eagle yang dikirim masih belum jelas. Untuk diektahui F-15C milik AU AS hanya dipersenjatai dengan persenjataan udara ke udara. Sebuah platform yang sebenarnya tidak diperlukan untuk misi terhadap ISIS, yang tidak memiliki pesawat tempur.
Apakah F-15C dikirim untuk melawan jet tempur Rusia? Hipotesis semacam ini muncul. Apalagi sempat ada usulan untuk menciptakan zona larangan terbang di Suriah. Jika hal itu diterapkan memang kebutuhan pesawat dengan kemampuan pertempuran udara ke udara sangat dibutuhkan.
“Zona seperti itu bisa memaksa F-15 dan pesawat AS lainnya untuk langsung menghadapi pesawat Rusia, meskipun dalam misi menyerang ISIS,” tulis Axe.
“Tetapi Rusia dan Amerika Serikat telah melakukan upaya untuk menghindari pertemuan udara di Suriah.”
Pengiriman F-15C memunculkan kekhawatiran memang ada peluang terjadinya bentrokan udara ke udara antara pesawat Amerika dan Rusia. Entah sengaja atau tidak sengaja.
Pada awal Oktober, seorang pejabat militer Inggris yang tidak disebutkan namanya kepada The Sunday Times juga mengatakan jet Inggris harus membalas jika ditembaki oleh pesawat Rusia di atas Irak atau Suriah. Namun, pemerintah Inggris dengan cepat membantah laporan itu.
Rusia sendiri telah mengirimkan Su-30SM. Pesawat dengan kemampuan tinggi dalam pertempuran udara ke udara. Selain itu Su-34 yang meski merupakan platform serangan udara tetapi juga memiliki kemampuan pertempuran antar pesawat.
Beberapa kali Su-30SM telah mendekati pesawat Amerika. Tetapi dengan alasan untuk membuat kontak visual dan mengingatakn agar pesawat Amerika tidak mendekat karena jet tempur Rusia yang lain tengah melakukan serangan ke target ISIS.
Rusia telah mengirimkan setidaknya 4 Su-30SM yang tugas utamanya memang mengamankan wilayah udara jika Su-34, Su-24 dan Su-25 melakukan sortie serangan. Pesawat ini juga sempat membayangi drone MQ-1 Predator saat beroperasi di udara Suriah.
Selama operasi, AS dan jet Rusia telah bertemu dalam jarak 20 mil di udara. Sebuah jarak yang cukup dekat bahkan pesawat bisa melihat satu sama lain dengan kamera menargetkan mereka. Pada rentang dekat seperti, potensi terjadinya kecelakaan atau kesalahpahaman memang akan meningkat tajam.