Israel meminta tambahan skuadron F-15 kepada Amerika Serikat sebagai bagian dari paket kompensasi karena Amerika mencabut sanksi terhadap Iran setelah ada kesepakatan nuklir.
Sumber-sumber Israel sebagaimana dikutip Flightglobal Selasa 3 November 2015 mengkonfirmasi bahwa sejumlah permintaan disepakati dalam pertemuan baru-baru ini antara menteri pertahanan Amerika Serikat dan Israel di Washington DC. Kesepakatan itu termasuk angkatan udara Israel yang mengungkapkan kebutuhan operasional untuk skuadron tambahan F-15.
Meski rincian dari permintaan F-15 belum dirilis, sumber mengatakan bahwa pesawat yang diminta adalah Silent Eagle standar terbaru, yang juga akan dilengkapi dengan sistem yang dikembangkan Israel. Perangkat tambahan yang diperkenalkan dengan aset canggih ini termasuk kemampuan untuk membawa senjata yang lebih banyak dan penambahan tangki bahan bakar konformal.
Database Flightglobal’s Fleets Analyzer menyebutkan angkatan udara Israel saat ini mengoperasikan 25 F-15I dengan yang paling muda berusia 16 tahun. Selain itu Israel juga memiliki 58 F-15A dan F-15C yang sudah cukup tua.
“Paket kompensasi” Israel ini sebagai konsekuensi kesepakatan perjanjian internasional dicapai di Wina pada 14 Juli, yang akan menghapus sanksi untuk Iran yang bersedia membuka pintu kegiatan nuklirnya. Pemerintah Israel menentang perjanjian tersebut, mengklaim bahwa itu tidak akan menghentikan Teheran untuk membangun senjata nuklirnya.
Sistem lain yang diminta oleh Israel untuk mempertahankan keunggulan kekuatan mereka meliputi Bell Boeing V-22, Boeing KC-46A tanker, tambahan Lockheed Martin F-35 dan bom penghancur bunker yang saat ini hanya dimiliki Amerika.