
Sebuah satelit pengintai AS mendeteksi sinar atau flash panas di atas Semenanjung Sinai pada saat pesawat Kogalymavia Rusia jatuh pada hari Sabtu 31 Oktober 2015 yang menewaskan 224 orang yang ada di pesaawat.
Tetapi data satelit ini tidak mendukung teori bahwa pesawat itu ditembak jatuh oleh rudal permukaan ke udara. “Spekulasi bahwa pesawat ini ditembak jatuh oleh rudal adalah dari meja,” kata seorang pejabat senior pertahanan AS sebagaimaan dikutip NBC News Senin 2 November 2015.
Pejabat itu mencatat bahwa AS analis intelijen percaya bahwa sinar panas itu berasl dari bom yang meledak atau tangki bahan bakar yang meledak setelah ledakan, kata laporan itu.
Satelit AS akan dilacak jejak panas dari setiap rudal yang ditembakkan dari tanah dengan peralatan deteksi inframerah, tapi tidak ada indikasi sama sekali tentang jejak tersebut. Dengan demikian jika memang ada ledakan maka kemungkinan besar berasal dari bom yang sudah ada di pesawat tersebut.