Lahirnya Konsep Airland Battle
Pertama kali diterbitkan pada tahun 1982, dan dikembangkan lebih lanjut pada tahun 1986, AirLand Battle justru mangadopsi konsep yang dikembangkan dalam kerjasama antara Weimar Jerman dan Uni Soviet di tahun 1920-an dan 1930-an. Dalam Pertempuran dibayangkan sebuah set serangan simultan jauh di dalam posisi musuh, menggunakan artileri jarak jauh, serangan udara, dan pasukan. Serangan ini akan mengganggu lawan.
Airland Battle diharapkan akan menjadi serangan balik NATO terhadap lapis baja ujung tombak Soviet dengan cepat karena mereka mencapai terobosan awal. Serangan balik ini akan mengurangi kekuatan gerak Soviet, dan membatasi kemampuan mereka untuk menembus pertahanan NATO.
Airland Battle akan kembali ke era klasik yang membuthkan banyak kenadaraan lapis baja,. Airland Battle dibayangkan sebagai gelombang serangan yang tajam di belakang garis Pakta Warsawa, menargetkan jalur logistik dan komunikasi. Serangan ini, menggunakan amunisi presisi-dipandu pada rentang stand-off yang akan mengganggu sifat ofensif Soviet.
Angkatan Udara memainkan peran pendukung yang kuat di Pertahanan Aktif dan Airland Battle. Angkatan Darat dan Angkatan Udara membagi wilayah pertempuran di area dekat dan mendalam. Angkatan Darat yang bertanggung jawab untuk daerah dekat dan Angkatan Udara yang lebih dalam di garis musuh. Pembom strategis Angkatan Udara akan bersedia untuk panggilan jika konflik harus diakhiri dengan nuklir, dan juga akan membantu dalam perang di laut.
Dua strategi ini akan menurunkan kemampuan Soviet dan memecah kekuatan karena jalur sudah diporak-pondakan. Dan setelah itu NATO melakukan serangan untuk menghancurkan kekuatan Soviet yang terpisah-pisah dan menyerang langsung ke Pakta Warsawa, di mana NATO berharap pemerintah satelit Soviet akan runtuh.