Perang udara di atas Suriah telah menjadi ajang pesawat-pesawat tercanggih dari tiga aliran untuk melakukan unjuk kemampuan. Amerika menurunkan sejumlah pesawat paling mampu mereka. Demikian pula Eropa. Sementara Rusia yang datang belakangan tidak mau kalah dengan menggerakkan sejumlah pesawat tempur paling kuatnya.
Dan inilah pesawat-pesawat paling canggih yang saat ini melakukan misi tempur mereka di Suriah.
1. F-22 Raptor
Lockheed Martin F-22 Raptor
Tetapi sebagai platform serangan darat, Raptor telah menunjukkan ketangguhannya. Pesawat ini mampu mencapai target dengan kecepatan tinggi dan menelusup di bawah radar serta melepaskan bom-bom daya ledak tinggi untukmenghancurkan target darat.
Bukan itu saja, Raptor telah menjadi benteng pelindung bagi pesawat-pesawat Amerika dan sekutu untuk melakukan serangan secara aman. Raptor akan bertindak sebagai penindas radar lawan agar pesawat lain seperti F-15 dan F-16 bisa melakukan serangan dengan aman.
Misi lain adalah melakukan penerbangan mata-mata. Raptor bertugas menemukan target sebelum kemudian diserahkan ke pesawat lain untuk digempur. Dalam situasi seperti ini Raptor sangat diperlukan untuk terus terbang bahkan ketika rudal yang dia bawa sudah habis.
2. EA-18G Growler
Boeing EA-18G Growler
Pesawat Growler masih relatif baru. Dalam tahun-tahun mendatang, pesawat ini diyakini akan terus berkembang untuk menjadi lebih mampu. Salah satunya dengan pemasangan Jammers Next Generation yang menggunakan radar aktif ellectronicaly scaned array (AESA).
Selain itu, Angkatan Laut juga kaan melengkapi EA-18G dengan datalink kecepatan tinggi baru sehingga tiga kelompok Growler dapat secara pasif mencari target secara tepat.
3. Su-34 Fullback
Sukhoi Su-34 Fullback
Pesawat ini juga memiliki radar menghadap belakang untuk memperingatkan awak tentang ancaman yang mendekat dari belakang. Meski memiliki kemampuan tinggi dalam pertempuran udara ke udara, Su-34 sebenarnya spesialisasi serangan darat. Pesawat ini memiliki radius tempur sekitar 700 mil dengan bahan bakar internal dan mampu melakukan pengisian bahan bakar di udara baik dengan sistem probe maupun keranjang parasut.
Inti dari Fullback terletak pada suite sensor Leninets B-004 yang merupakan radar passive electronically scanned array. Sistem ini menggunakan radar teknologi array bertahap yang sama ditemukan pada varian Flanker lain, tetapi dioptimalkan untuk operasi udara ke darat. Tidak jelas kemampuan yang ditawarkan dari sistem ini. Tetapi diperkirakan dapat terlibat dengan target udara ke udara pada jarak 75 mil dan target udara ke darat pada rentang 60 mil. Seperti rekan-rekan Baratnya, pesawat ini juga memiliki kemampuan pemetaan darat dengan resolusi tinggi.
4. Su-30SM Flanker-H
Sukhoi Su-30SM Flanker-H
Dirancang untuk angkatan udara Rusia sebagai pesawat tempur multiperan guna melengkapi Sukhoi Su-35S Flanker-E. Langit Suriah juga menjadi pengalaman pertama bagi Su-30SM untuk merasakan perang. Fungsi pesawat ini mirip dengan Raptor yang bertugas mengawal pesawat lain dalam melakukan serangan. Flanker-H bertugas untuk mengamankan wilayah udara ketika rekan-rekannya melakukan gempuran. Hal ini mengakibatkan beberapa kali Flanker-H melakukan kontak visual dengan pesawat Amerika serta mengawal sebuah drone Predator. Su-30SM menjadi garis yang mengingatkan agar pesawat lain untuk menjauh karena pesawat Rusia tengah melakuakan misi serangan.
Pesawat ini dibangun dengan sebagai pesawat tempur superioritas udara. Su-30SM memiliki radar pasif array besar Bar-R yang merupakan versi perbaikan dari radar Bar yang digunakan pada varian Su-30MKI India. Varian Rusia juga telah menghilangkan banyak komponen asing yang dibangun di Israel dan Prancis. Tetapi masih memeprtahankan head-up display wide-angle buatan Prancis.
Namun, dengan sanksi Eropa Rusia tidak memiliki akses ke beberapa komponen elektronik canggih yang dibutuhkan untuk jet mereka. HUD Prancis kemungkinan akan digantikan dengan sistem yang dibangun Rusia yang juga akan digunakan di Su-35 di tahun-tahun mendatang.
5. Rafale
Dassault Rafale
Dassault Rafale yang dibangun Prancis menjadi salah satu pesawat yang masuk jajaran paling canggih di dunia. Sejak awal operasi koalisi melawan ISIS, Rafale langsung bergabung.
Dikembangkan pada 1980-an sebagai pengganti Mirage 2000, Rafale melayani angkatan udara dan angkatan laut Perancis. Rafale juga mulai sukses di penjualan internasional setelah beberapa negara seperti Mesir dan Oman memesan pesawat tersebut. India juga sedang dalam pembicaraan.
Seperti pesawat Rusia, Rafale menggunakan radar pasif elektronik dipindai array yang dikenal dengan Thales RBE2. Tetapi ke depan radar ini akan diganti dengan radar AESA. Produksi varian baru yang dilengkapi AESA telah dimulai.
Rafale juga dilengkapi dengan sistem peperangan elektronik yang sangat baik yang disebut SPECTRA. Sistem ini reprogrammable dan sangat efektif-bahkan terhadap sistem rudal S-300 versi ekspor. Pesawat ini juga dilengkapi dengan pod penargetan Damocles yang sedang diganti dengan versi baru karena terbukti kurang kompetitif dengan pod Sniper Lockheed Martin dan keluarga LITENING yang dikembangkan Israel. Rafale juga dilengkapi dengan sejumlah senjata canggih milik Prancis.