Gara-Gara Hukum Cambuk, Penjualan Typhoon ke Arab Terancam
A P1E standard Eurofighter Typhoon on the tarmac at Warton Aerodrome, Lancashire The Royal Air Forces (RAF) most advanced fighters ever are now in operational service following the largest ever fighter upgrade programme delivered by BAE Systems. Known as Phase 1 Enhancements (P1E), the upgrade package delivers a range of enhancements to the Typhoon aircraft. Developed by BAE Systems working together with its Eurofighter Partner companies, the RAF and UK Ministry of Defence, (MOD), the capabilities introduced have been developed on the back of operations in Libya, and cement Typhoons place as a world class multi-role fighter. The aircraft upgrades include enhanced computing power, weapons systems integration advancements and improved sensor suites making Typhoon even more more potent whether tasked with air-to-air work, air-to-surface or a combination of both during a single mission.

Gara-Gara Hukum Cambuk, Penjualan Typhoon ke Arab Terancam

typhoon 2Penjualan Eurofighter Typhoon ke Arab Saudi setelah ketegangan politik terjadi antara Arab dan Inggris. Menurut Credit Suisse ketegangan muncul setelah Downing Street membatalkan kesepakatan 5.9 miliar pounsterling. Keputusan ini diambil sebagai bentuk protes keputusan Departemen Kehakiman Arab untuk memberikan hukuman cambuk 350 kali kepada warga Inggris Karl Andree karena membuat anggur buatan.

Duta Besar Saudi ke London Mohammed bin Nawaf bin Abdulaziz dalam artikelnya di Telegraph memperingatkan hubungan antara kedua negara dalam bahaya dan mengatakan “Jika hubungan perdagangan yang luas antara kedua negara akan di bawa ke ideologi politik maka akan mengganggu hubungan ekonomi. Kami ingin hubungan ini terus tapi kita tidak boleh mendikte siapapun. ”

Sejumlah analis di Credit Suisse juga mengutip laporan dari pembatalan mendadak anggota parlemen dan pejabat Inggris ke Arab Saudi ke Inggris sebagai bukti adanya ketegangan tersebut.

Arab Saudi diharapkan akan memesan 48 Typhoon lagi untuk menambah 72 pesawat yang telah dibeli pada tahun 2007 dari konsorsium Eurofighter. Dan BAE merupakan bagian dari konsorsium tersebut.

Dengan situasi tegang seperti sekarang ini maka sangat mungkin Arab Saudi untuk mengalihkan pembelian ke pesawat lain.

Kemungkinan Arab Saudi membatalkan pembelian Typhoon terjadi setelah lebih dari sebulan Kuwait mengumumkan akan membeli 28 jet melalui Typhoon melaluia Alenia Aermacchi / Finmeccanica Italia.

Bagaimana hubungan Inggris dengan Arab Saudi memburuk memungkinkan akan berdampak pada jumlah yang akan diberi Kuwait karena sejauh ini belum ada kesepakatan akhir.

Seorang juru bicara BAE mengatakan: “Typhoon adalah platform yang sangat canggih dan pemerintah terus mengembangkan kemampuan pesawat, termasuk senjata tambahan, sensor dan radar baru. “Pesawat ini berkinerja baik dalam operasi militer sebagai pesawat yang sangat mampu dan dapat diandalkan untuk kemampuan operasional. Kami yakin bahwa kami akan menjual lebih banyak di masa depan,” katanya sebagaimana dikutip Telegraph Jumat 30 Oktober 2015.