Pilot AS dan China Tak Boleh Acungkan Jari Tengah

Pilot AS dan China Tak Boleh Acungkan Jari Tengah

J-11 China
J-11 China saat mencegat pesawat Amerika

Di tengah hubungan yang semakin tidak nyaman antara kedua negara, Washington dan Beijing telah menyepakati untuk bertindak santun jika terjadi pertemuan di udara. Sebuah amandemen telah disepakati dimana pilot Amerika dan China harus menjaga jarak aman serta berkomunikasi dengan jelas dan tidak menggunakan gerakan tubuh yang kasar.

“Aircrew harus menahan diri dari penggunaan bahasa tidak sopan atau gerakan fisik tidak ramah,” demikian bunyi salah satu poin kesepakatan sebagaimana dikutip Associated Press Selasa 27 Oktober 2015. Berbagai bentuk gerak tubuh yang tidak sopan itu antara lain mengacungkan jari tengah.

Kesepakatan ini dibuat untuk menghindari insiden udara. Meskipun sejauh ini tidak ada bukti bahwa perilaku menghina telah dilakukan setiap terjadi pertemuan udara.

Keputusan diambil setelah semakin besarnya potensi pertemuan dua kekuatan itu seiring dengan ketegangan di kawasan Laut China Selatan.

Kedua negara memiliki pengalaman tidak menyenangkan dalam eprtemuan udara.  Pada 15 September 2015 lalu terjadi insiden di mana dua pesawat pembom tempur China disebut sebagai Komando Pasifik Amerika Serikat melakukan intersep tidak aman terhadap pesawat pengintai Angkatan Udara AS RC-135 yang berpatroli sekitar 80 mil (130 kilometer) di lepas pantai China. Sebelumnya pada Agustus 2014 jet tempur China terbang sangat dekat dengan jarak sekitar 9 meter dari pesawta Angkatan Laut AS P-8 Poseidon di atas Laut Cina Selatan.

Insiden paling serius terjadi pada 2001 ketika pesawat China dan Amerika bertabrakan di udara menewaskan seorang pilot jet tempur China dan memaksa pesawat pengintai EP-3 yang rusak berat mendarat darurat di sebuah pangkalan China. Para kru yang berjumlah 24 orang ditahan dan diinterograsi selama seminggu memicu krisis terbesar dalam hubungan bilateral dalam satu dekade terakhir.

Tabrakan ini dipicu ketika pilot China, Wang Wei, memaksa terbang dekat agar kru pesawat AS bisa membaca email yang dia tulis di selembar kertas dan ditempelkan di kaca kokpitnya.

“Dalam militer China yang berani tindakan pilot nakal akan sulit untuk dikendalikan,” kata Denny Roy, seorang ahli militer China di East-West Center di Hawaii.

Namun, dengan menandatangani nota kesepakatan ini China ingin menunjukkan kepada AS bahwa sikap agresif di udara bukanlah kebijakan nasional.

“Ini adalah langkah positif dalam hubungan bilateral karena menunjukkan minat China untuk menjaga hubungan baik militer,” kata Roy.

besar, tetapi tidak mungkin untuk membangun kepercayaan.”