Selama ini negara-negara Barat menolak setiap bentuk dialog dengan pemimpin Suriah Bashar al-Assad. Tetapi sekarang mereka harus memperhitungkan pendekatan yang dilakukan oleh Rusia. Demikian ditulis analis pertahanan Swedia Stefan Ring dalam artikelnya.
Dia menggarisbawahi bahwa setelah meluncurkan kampanye militer di Suriah Rusia telah muncul sebagai pemain utama dalam masyarakat internasional. Dia menambahkan bahwa operasi membuat kemungkinan untuk mengadakan pembicaraan tentang penyelesaian Suriah.
“Rusia telah mengubah rencana permainan dengan kemungkinan dilakukan pembicaraan dan menuntut agar Assad tetap berkuasa, ” tulis Ring dalam artikelnya di media Swedia Svenska Dagbladet Senin 26 Oktober 2015. Situasi demikian bertentangan dengan rencana AS dan Eropa, yang sejak awal menuntut agar Assad lengser.
“Kebijakan Rusia [di Suriah] berarti Moskow memasuki arena internasional dengan cara yang tidak terlihat dalam beberapa tahun terakhir,” tulis analis.
Sekarang, Amerika Serikat, Eropa dan Turki tidak akan bisa menyuarakan tuntutan mereka tanpa memperhitungkan Rusia.
Sedangkan pendekatan Rusia di Suriah telah membuka jalan bagi perundingan di masa depan tentang Suriah serta akan memunculkan masalah pelik di Amerika. Menurut Ring, jika pemimpin AS Barack Obama menyetujui partisipasi Assad dalam negosiasi, maka Partai Republik akan menekan dia.
Berbicara tentang kemungkinan pemilu di Suriah, analis menggarisbawahi “Sekarang, Suriah bukan negara di mana pemilu bisa memberikan hasil yang diterima Barat. Pemilu hanya dapat diselenggarakan di area yang dikontrol oleh pemerintah dan hasilnya tentu tidak akan bisa diterima.”
