Tapi mengapa mereka ingin merusak ekonomi dan negara? Ada penjelasan yang sangat sederhana, yang diuraikan Zuesse yakni Washington, Arab Saudi, Qatar dan Turki ingin mengambil alih Suriah untuk membangun saluran pipa untuk mengambil minyak dan gas melalui wilayah negara ke Turki dan dengan demikian ke Uni Eropa. Mereka melihat Bashar al-Assad sebagai batu sandungan dari rencana itu.
“Tujuan AS di Suriah adalah negara yang gagal di mana para panglima perang lokal yakni ISIS dan al-Nusra, dan keompok lainnya akan berbagi keuntungan minyak dan gas dengan Arab Saudi dan Qatar, yang akan membangun pipa melalui Suriah ke Eropa, sehingga menggantikan pasokan minyak dan gas Rusia. Ini adalah tujuan Obama, dan tidak hanya itu Raja Saud, Qatar Emir, dan penerima manfaat ekonomi langsung lain dari rencana, ” tegas Zuesse.
Beberapa wartawan baru-baru ini mengajukan pertanyaan, bagaimana ISIS mampu memproduksi minyak dalam kondisi perang yang parah dengan mempekerjakan ratusan pekerja untuk mengoperasikan berbagai sumur di wilayah yang diduduki oleh ISIS.
Pada Juni 2014 Thierry Meyssan mencatat dalam artikelnya untuk Voltairnet.org bahwa meskipun AS sedang memantau pasar minyak, entah kenapa, afiliasi al-Qaeda al-Nusra depan dan ISIS dapat menjual minyak global.
“Jika Front al-Nusra dan ISIS dapat menjual minyak di pasar internasional, mereka diizinkan oleh Washington dan terkait dengan etalase perusahaan minyak,” tulis Meyssan.
Dia mencatat bahwa sebelumnya, pada bulan Maret 2014, “Separatis Benghazi Libya telah gagal untuk menjual minyak yang mereka sita. Angkatan Laut AS mencegat kapal tanker Morning Glory dan telah kembali ke Libya.”
Ada lebih banyak contoh “kerjasama” Washington dengan kelompok di Suriah, catat Zuesse, mengacu pada laporan yang ditulis oleh wartawan investigasi Seymour Hersh pada bulan April 2014. Menurut Hersh, Obama telah mengirim senjata dari Libya untuk dikirim ke sejumlah kelompok (termasuk al -Nusra) di Suriah.
“Dengan ketentuan perjanjian, dana berasal dari Turki, serta Arab Saudi dan Qatar, CIA, dengan dukungan dari MI6, bertanggung jawab untuk mendapatkan senjata dari gudang senjata Gaddafi ke Suriah. Sejumlah perusahaan didirikan di. Libya di bawah penutup dari entitas Australia, ” tulis Hersh seperti dikutip oleh penulis Amerika tersebut.