Beijing: Hubungan AL China dan AS Terbaik dalam Sejarah

Beijing: Hubungan AL China dan AS Terbaik dalam Sejarah

china corvet23Petinggi Angkatan Laut China menyebut hubungan antara angkatan laut mereka dan Amerika adalah yang terbaik sepanjang sejarah  dan pertukaran antara keduanya akan menjadi lebih sistematis di masa depan.

Ungkapan itu tercermin dalam pernyataan yang disampaikan pemimpin angkatan laut China Wu Shengli kepada pejabat Amerika Serikat, seperti dikutip media militer China Jumat 23 Oktober 2015.

Komentar Wu Shengli muncul saat Washington mempertimbangkan untuk melakukan operasi kebebasan navigasi dalam wilayah seluas 12 mil laut dari pulau buatan China di Laut China Selatan, yang sedang dalam sengketa, tanpa mengatakan kapan kegiatan tersebut akan dilaksanakan. Langkah tersebut hampir parti akan membuat marah Beijing.

Baik China dan Amerika Serikat telah bekerja keras untuk meningkatkan interaksi militer, mengadakan latihan gabungan dan menyetujui aturan-aturan tentang perjumpaan di laut dan udara, ujar Wu kepada Surat Kabar Harian Tentara Pembebasan Rakyat.

“Saat ini, hubungan antara China dengan angkatan laut Amerika Serikat adalah yang terbaik sepanjang sejarah,” ujar Wu. Ia menambahkan bahwa pertukaran dan komunikasi menjadi lebih terpercaya dan efektif.

Hal itu tidak muncul begitu saja melainkan merupakan hasil dari kerja keras kedua belah pihak, tambahnya. “Di masa depan, pertukaran antara pasukan garis depan kedua negara akan menjadi lebih sistematis,” ujar Wu. Tak ada yang menyebutkan mengenai Laut China Selatan.

Delegasi dari angkatan laut Amerika Serikat yang ditemui Wu awal minggu ini mengunjungi kapal induk China satu-satunya. Koran milik militer itu mengatakan bahwa mereka juga mengunjungi sekolah kapal selam dan sekolah tinggi komando.

Hubungan antara China dengan Amerika Serikat menjadi lebih tegang terkait klaim teritorial oleh Beijing di Laut China Selatan, yang menjadi tempat perlintasan perdagangan dengan kapal senilai lima triliun dolar setiap tahunnya. Vietnam, Filipina, Malaysia, Taiwan, dan Brunei juga memiliki klaim atas wilayah tersebut.