Armada Laut Kaspia Rusia sejak awal tidak begitu dipertimbangkan. Unit yang terletak di laut pedalaman di wilayah yang berbatasan dengan empat negara yakni Azerbaijan, Iran, Turkmenistan dan Rusia sendiri sebagian besar dilengkapi dengan kapal kecil di bawah 1.000 ton.
Tapi semua berubah setelah pada 7 Oktober 2015 ketika empat kapal perang Rusia di Laut Kaspia meluncurkan 26 rudal jelajah Kalibr SS-N-30A ke Suriah yang jaraknya sekitar 1.000 mil atau 1.500 km.
“Hal yang tidak bisa ditutupi dari peluncuran rudal dari Laut Kaspia adalah bahwa ini bukan sekadar memukul target di Suriah,” kata seorang pejabat AS sebagaiman dikutip Defense News Senin 12 Oktober 2015. “Mereka memiliki aset di Suriah yang bisa menangani ini [tidak perlu dengan rudal jelajah]. Ini benar-benar tentang pesan kepada dunia dan kita bahwa mereka miliki kemampuan dan dapat menggunakannya.”
Rudal Kalibr ang digunakan dalam serangan merupakan versi perbaikan dari rudal serangan darat Granat mirip dengan Tomahawk milik Angkatan Laut Amerika Serikat yang bergerak pada kecepatan subsonik. Rusia menyebutnya dengan 3M-14T sementara NATO menyebutnya dengan SS-N-30A. Sebuah versi kapal selam yang ada dalam layanan bersama sejumlah kapal besar dilengkapi dengan peluncur ini termasuk frigat Proyek 1161 kelas Gepard, Dagestan, yang mengambil bagian dalam operasi itu. Tapi sampai sekarang tidak jelas bahwa kapal yang lebih kecil, termasuk korvet Proyek 21.631 Buyan-M yang juga mengambil bagian dalam serangan 7 Oktober, bisa mengoperasikan rudal tersebut.
“Ini bukan sebuah serangan rudal yang biasanya dilakukan oleh korvet yang memiliki kemampuan rudal jarak pendek Klub,” kata Bryan Clark, seorang analis angkatan laut di Pusat Penilaian Strategis dan Anggaran di Washington. Kalibr, katanya, “Perubahan dari kontrol kapal laut yang sangat mematikan. AS sudah lama bercita-cita memiliki kemampuan ini. Tetapi Rusia membuktikan telah memilikinya.”
Milan Vego, yang lama terlibat dalam kapal perang kecil dan professor of joint military operations di US Naval War College mencatat bahwa banyak navalists mengabaikan kemampuan kapal kecil. “Entah bagaimana kami telah meremehkan tentang meningkatkan daya tempur kombatan kecil,” katanya.
“Angkatan Laut AS dan angkatan laut air biru lain benar-benar harus lebih memperhatikan apa yang sedang terjadi. Ini kapal beratnya kurang dari 1.000 ton. Dan sangat berbahaya untuk meremehkan, terutama di selat kecil di mana mereka dapat memunculkan banyak kerusakan. ”
Dagestan adalah salah satu dari dua frigat kelas Gepard dengan bobot perpindahan 1.961 ton dengan beban penuh yang ada dalam pelayanan Rusia, menurut IHS Jane, kapal ini selesai pada tahun 2012 setelah periode pembangunan yang cukup lama di Zelenodolsk Shipyard di Kazan, Rusia. Dua versi ekspor dikirim ke Vietnam pada 2011 dan dua lagi sedang dibangun. Sejauh ini, versi Vietnam tampaknya tidak dipersenjatai dengan rudal Kalibr.
Tiga kapal lainnya mengambil bagian dalam serangan rudal 7 Oktober adalah korvet 949 ton juga dibangun di Zelenodolsk, semua kapal ada dalam layanan armada Laut Kaspia. Enam korvet Buyan-M yang diketahui dilengkapi dengan sistem peluncuran vertikal delapan sel yang dipasang bagian tengah kapal, mampu meluncurkan rudal SS-N-27 Klub. Dan serangan 7 Oktober adalah demonstrasi pertama dari kemampuan mereka untuk menggunakan lagi jarak Kalibr .