Angkatan Udara India akhirnya memutuskan untuk membeli 120 jet tempur dalam negeri Tejas atau meningkat tiga kali lipat dari 40 yang direncanakan sebelumnya.
Keputusan ini diambil setelah India memikirkan kembali nasib program yang sangat lama tertunda dan tidak menghasilkan pesawat yang mampu. Tetapi keputusan ini juga diambil dengan rencana untuk meningkatkan kemampuan pesawat yang dibangun HAL India itu.
Angkatan Udara India menginginkan Tejas memiliki radar Active Electronically Scanned Array (AESA), suit peperangan elektronik baru dan kemampuan serangan di luar jangkauan visual. Semua fitus ini rencana semula akan dipasang pada Tejas Mk II yang sampai saat ini belum juga lepas landas.
Perjanjian baru yang mengatur program LCA ini ditandatangani pada 23 September oleh semua pemangku kepentingan, termasuk Angkatan Udara India, Hindustan Aeronautics Limited, Aeronautical Development Agency (ADA), Centre for Military Airworthiness and Certification (CEMILAC) dan lain sebagainya.
IAF telah menempatkan pesanan untuk dua skuadron (40 pesawat) Tejas yang awalnya direncanakan untuk menggantikan Mig-21. Batch pertama 20 uni adalah pesawat versi dasar dan 20 yang kedua memiliki fitur tambahan, termasuk pengisian bahan bakar di udara.
Sebuah versi baru dari pesawat, disebut sebagai Tejas Mk II, direncanakan akan dikembangkan dengan mesin GE F-414 yang lebih kuat. Pesawat akan lebih panjang dan berat dibandingkan yang telah ada. Dengan kemajuan lambat pada 40 pesawat pertama dan Mk II yang direncanakan paling cepat akan diproduksi setelah 2023, HAL kemudian menawarkan Mk 1A, yang lebih maju dari versi saat ini tetapi kurang mampu dibandingkan Mk II.
Pemerintah kini telah disetujui hanya akan ada satu versi dari Tejas. Sumber yang sangat paham dengan masalah ini mengatakan versi dasar masih memiliki sedikitnya 57 masalah pemeliharaan.
Setidaknya 43 dari masalah ini dapat diselesaikan selama seri produksi tahun 2018. Sesuai perjanjian baru, usaha sedang dilakukan untuk menyelesaikan 43 poin ini sebelum 2018.
“Dengan resolusi masalah ini dan kapasitas tambahan radar AESA, senjata, peperangan elektronik dan kemampuan pengisian bahan bakar, IAF tidak perlu Tejas Mk II,” kata seorang perwira senior.
Sumber itu mengatakan mesin F- 414 yang akan digunakan untuk Tejas Mk II menggantikan F404, dapat digunakan untuk varian angkatan laut dari Tejas yang tetap membutuhkan tenaga yang lebih besar untuk operasi carrier.
Setelah kesepakatan ini HAL masih akan dihadang dengan masalah kecepatan pengiriman mengingat mereka saat ini hanya dapat menghasilkan delapan pesawat dalam setahun.
Untuk memenuhi pesanan baru IAF itu harus meningkatkan dua kali lipat kapasitasnya yang akan memerlukan usaha keras. IAF berharap untuk memiliki skuadron Tejas pertama dengan empat pesawat pada bulan Maret tahun depan sementara secara bertahap menggabungkan perbaikan.
Dengan daya tahan yang terbatas dan jangkauan hanya 300 km, Tejas direncanakan untuk operasi hanya di perbatasan barat.
Pemerintah berfikir daripada berkonsentrasi pada Tejas Mk II maka semua energi untuk desain dan pengembangan dapat difokuskan pada pengembangan pesawat tempur menengah generasi kelima.