Beberapa analis memperkirakan bahwa serangan udara Rusia di Suriah mungkin lebih efektif daripada kampanye udara yang dipimpin AS dengan alasan sederhana, yaitu bahwa Moskow memiliki kerjasama yang erat dengan pasukan darat rezim Suriah. “Kampanye Barat terhadap ISIS telah gagal karena tidak ada intelijen manusia di sana,” kata analis Royal United Services Institute Kamal Alam, berbicara pada acara yang digelar di Center for the National Interest yang merupakan think thank kebijakan luar Washington DC.
Kurangnya pasukan darat untuk mengidentifikasi target darat telah jelas membingungkan kampanye udara AS selama lebih dari satu tahun sejak dimulai pada pertengahan 2014. Meski militer AS memiliki satelit, pesawat dan sarana teknis lain untuk mengumpulkan intelijen di Irak dan Suriah tetapi personel darat tetap menjadi sangat penting terutama untuk daerah yang padat penduduk guna menghindari salah sasaran.
Sementara itu, pasukan Iran telah bergabung dengan pasukan Assad yang memberikan banyak pelatihan strategis, taktis dan bimbingan intelijen untuk tentara Suriah bahkan jika mereka tidak bertempur di garis depan.
Tidak jelas apakah Iran akan membantu dalam koordinasi serangan udara Rusia di Suriah. “Pasukan Suriah tampaknya tidak begitu menyukai kontrol Iran,” kata Matius McInnis dari American Enterprise Institute.
Analis intelijen menggambarkan ada tantangan besar tanpa adanya kekuatan Amerika di darat. Di tempat-tempat seperti Suriah dan Irak, sangat sulit untuk membedakan apakah dia seorang militan ISIS atau dari Peshmerga Kurdi atau anggota milisi Irak atau Suriah sekutu.”Pada akhirnya, di situlah dibutuhkan intelijen yang memadahi.
