Hujan Kritik, Rusia Bertekat Bereskan Suriah Sebelum Musim Dingin
Su-34 mendarat di pangkalan dekat Latakia

Hujan Kritik, Rusia Bertekat Bereskan Suriah Sebelum Musim Dingin

Sebuah pesawat tempur Su-34 bersiap lepas landas
Sebuah pesawat tempur Su-34 bersiap lepas landas

Tentara Islam yang kini menjadi terkenal, khususnya setelah pembantaian berdarah pada ala ISIS di wilayah Adra dekat Damaskus. Karena sebenarnya mereka tidak membuat serangan ini.

Sementara itu, Front Islam, seperti halnya Tentara Islam, membuat rencana untuk membangun sebuah negara Islam di Suriah yang memiliki hukum syariah dengan menggunakan dukungan dari Saudi. Mereka dinilai moderat hanya secara imajinasi. Sementara, Front Suriah Revolusioner, yang baru-baru ini diklaim terlihat “moderat” memiliki hubungan dekat dengan Front Islam dan organisasi Islam lainnya. Namun, belum sempat terkenal sebagai “moderat”, organisasi ini beraliansi dengan ISIS.

Dari semua itu, yang paling sering dibicarakan Barat adalah tentara Suriah Merdeka (FSA) yang dianggap moderat. FSA didirikan pada awal perang oleh para perwira desertir dari tentara pemerintah. Namun, tentara FSA meliputi berbagai kelompok-kelompok kecil termasuk umat Islam yang awalnya memiliki ideologi kelompok Ikhwanul Muslimin yang kuat, yang menggunakan dukungan diam-diam dari pemerintahan Erdogan di Turki.

Ini adalah “saudara” hasil dari pemerintahan singkat yang berubah menjadi Islamisasi pesat di Mesir yang disaksikan oleh seluruh dunia, dan Mesir akhirnya diselamatkan dari Islamisasi lebih lanjut dengan kudeta militer. Sejak musim semi tahun ini, struktur pertempuran FSA runtuh. Namun, dibawah “payungnya”, kini beroperasi kelompok-kelompok tempur kecil lokal yang independen, yang masuk ke dalam aliansi taktis dengan Islam, bahkan dari ISIS. Mereka yang mempersenjatai kelompok-kelompok ini harus memperhitungkan cara militan melintas dari satu struktur ke struktur lainnya dan memahami bahwa senjata-senjata ini dapat menjadi milik ISIS.

Tekanan terhadap Rusia tentu saja akan meningkat. Tujuannya adalah untuk memaksa Kremlin untuk membatalkan segala tindakan yang dapat memperkuat posisi pasukan al-Assad. Bagaimana hal ini mampu menahan tekanan tersebut adalah sebuah pertanyaan tawar-menawar diplomatik, termasuk nasib al-Assad dan perannya dalam negosiasi di masa transisi.

Jika berbicara tentang masalah militer-taktis murni maka harus dapat menghitung kerugian teritorial pasukan pemerintah pada tahun ini. Restorasi posisi mereka dengan dukungan pasukan udara membutukan waktu tidak kurang dari dua sampai tiga bulan. Hal tersebut harus terkejar sebelum musim dingin, ketika wilayah ini mulai dilanda badai pasir.

Artikel yang ditulis Georgy Bovt dan dimuat di RBTH

Penulis adalah ahli politik, anggota Dewan Pertahanan dan Kebijakan Luar Neger Rusiai.