Ferguson juga mencatat kenaikan dramatis dalam kemampuan kapal selam baru. “Mereka memperluas jangkauan aset untuk proyek dari busur ini, khususnya kemampuan dan dan kekuatan kapal selam Rusia. Menurut Komandan Angkatan Laut Rusia Laksamana [Viktor] Chirkov, intensitas patroli kapal selam Rusia telah meningkat hampir 50 persen dibanding tahun lalu. Rusia telah meningkatkan tempo operasional mereka ke tingkat yang tidak terlihat dalam lebih dari satu dekade terakhir, “kata Ferguson.
“Rusia juga telah memperkenalkan kemampuan baru, seperti kapal selam nuklir siluman dan kapal selam rudah balistik,” tambahnya. “Mereka juga memperluas jangkauan kapal selam mereka dengan rudal jelajah canggih. ”
Taktik Rusia menggunakan deception dan ambiguity juga dikombinasikan dengan kemampuan baru di dunia maya dan peperangan elektronik. “Rusia juga mengintegrasikan kemampuan asimetris ke tindakan konvensional militer mereka. Ini melibatkan penggunaan ruang angkasa, cyber, perang informasi dan perang hybrid yang dirancang untuk melumpuhkan siklus pengambilan keputusan aliansi [NATO],” kata Ferguson.
“Kemampuan mereka berfokus pada penciptaan ambiguitas. Di darat, Rusia mengeksploitasi perpecahan etnis dan agama, membuat penggunaan kampanye informasi yang agresif, dan secara ekstensif menggunakan informasi yang keliru dan penipuan untuk mendelegitimasi pasukan menyerang sementara membingungkan atribusi dari tindakan mereka . Di laut mereka fokus utnuk mengganggu siklus keputusan. ”
Untuk memenuhi tantangan ini, Ferguson mengatakan pasukan NATO dan AS harus memiliki tiga prioritas. “Kita harus berinvestasi dalam angkatan laut kami di tiga wilayah untuk menjadi penangkal kredibel dalam domain maritim,” katanya sebagaimana dikutip Defense News Selasa 6 Oktober 2015.
“Pertama, kita harus terus melakukan pelatihan tingkat tinggi dari warfighting keterampilan. Kedua, pasukan harus on call untuk operasi dunia nyata. Dan ketiga, kita harus berinvestasi untuk melawan pertumbuhan kemampuan Rusia yang makin cepat.”