Namun para pejabat Angkatan Udara AS lainnya meragukan Rusia memiliki kemampuan itu karena kebanyakan pesawat mereka sudah tua. “Saya pikir itu adalah angka-angka yang benar-benar optimis,” kata seorang pejabat senior Angkatan Udara AS yang lain. “Jika saya memiliki 32 pesawat dan mereka semua berbeda saya pikir kita bisa mendapatkan four-turn-four from Su-24, four-turn-four from Su-25, dan two-turn-twos from Su-30. Jadi itu sekitar 24 sorti sehari. ”
Selain itu, pesawat Rusia belum diamati terbang malam. Yang telah menyebabkan pejabat Angkatan Udara dan Laut lainnya menyimpulkan bahwa Rusia mungkin terbang sedikitnya 22 sorti per hari. Hanya beberapa pesawat Rusia telah terdeteksi membawa bom dipandu satelit KAB-500 atau rudal Kh-29 yang dipandu laser. Itu berarti bahwa pesawat Rusia harus terbang siang hari ketika menjatuhkan amunisi terarah. “Saya tidak melihat mereka terbang di malam hari,” kata pejabat senior tersebut.
Namun, Su-25 mungkin bisa menghasilkan sorti lebih banyak dibandingkan pesawat lain yang hadir di Latakia karena mereka beroperasi secara berbeda dari pesawat tempur lain. Frogfoot memiliki konstruk operasi yang berbeda. Serangan mendadak lebih pendek dan persyaratan persenjataan pemuatan. Mungkin 75 persen ketersediaan pesawat, tiga sorti per hari adalah wajar.
Pasukan AS biasanya mampu mempertahankan ketersediaan misi sekitar 70 persen selama pertempuran tinggi. Tetapi Rusia tidak mungkin bisa mencapai itu. Salah satu komandan Angkatan Udara AS mengatakan bahwa ia mampu menjaga empat F-15C Eagles pada misi tinggi 24 jam sehari dengan 12 pesawat dikerahkan selama Operasi Pembebasan Irak. F-15C milik AU AS harus terbang selama enam jam per hari selama sorti mereka. “Dengan kerja keras dan logistik yang baik, angka itu nyaman,” katanya. “Apakah Rusia bisa melakukan itu? Saya tidak tahu . Jet merka tangguh tetapi saya skeptis tentang logistik “.
