AS Ingin Hidupkan Lagi Red Telephone, Apa Itu?

AS Ingin Hidupkan Lagi Red Telephone, Apa Itu?

Cold-War-Red-Phone

Dengan keterlibatan Rusia baru-baru ini di Suriah, para pemimpin militer AS tengah berusaha keras untuk menemukan mekanisme baru guna menjalin komunikasi rutin guna menghindari konfrontasi besar antara negara adidaya di udara dan di darat.

Majalah online yang berbasis di Amerika Politico menyebutkan Amerika ingin membangun lagi apa yang disebut Red Telephone untuk menghubungkan komando tinggi AS dengan mitranya di Kremlin seperti yang pernah dilakukan pada Krisis Rudal Kuba pada tahun 1962.

Meski disebut sebagai Red Telephone, link terkenal ini tidak pernah menggunakan telepon warna merah seperti yang digambarkan dalam film. “Awalnya teletype, kemudian faks, dan sekarang link email dan chatting yang aman, hotline darurat yang dirancang untuk mencegah Armageddon nuklir,” Politico melaporkan.

Menurut majalah itu, kasus terakhir pasukan AS dan Rusia mengkoordinasikan operasi mereka di zona perang yang sama terjadi ketika kedua pasukan bertemu di Sungai Elbe di Jerman pada tahun 1945, ketika dua sekutu yang saling berjanji untuk mengalahkan Jerman di Dunia Perang II.

Namun, para pemimpin militer AS sekarang berusaha untuk menemukan mekanisme baru “untuk komunikasi teratur untuk menghindari konfrontasi besar antara negara adidaya di udara dan di darat.”

“Hal ini dapat meningkat jika seseorang menembak pesawat orang lain atau jika Anda membom tempat yang salah atau lapangan terbang yang salah,” kata pensiunan Angkatan Darat Jenderal George Joulwan, mantan komandan NATO dikutip oleh majalah tersebut.

Sejauh ini komunikasi antara Rusia dan Amerika memang mulai sedikit mencair. Beberapa kali kedua menteri pertahanan telah  bertemu. Selain itu Rusia juga telah menyampaikan pemberitahuan kepada Amerika saat hendak menyerang Suriah dengan tujuan angar Amerika membersihkan wilayah udara di wilayah tersebut untuk menghindari pertemuan di udara.