
Bashar al-Zoubi salah satu komandan kelompok pemberontak di Suriah mengecam serangan Rusia. Dia menegaskan negara tersebut akan mengulang sejarah buruk leluhurnya Uni Soviet yang harus menanggung malu karena mengalami kekalahan di Afghanistan.
“Uni Soviet kalah di Afghanistan, Rusia juga akan kalah di sini,” katanya sebagiamana dikutip New York Times Jumat, 3 Oktober 2015.
Invasi Soviet di Afghanistan pada 1979-1989 memang berakhir buruk bagi negara adidaya tersebut. Mereka harus pulang dengan kekalahan setelah tidak mampu melawan kekuatan yang diback up sepenuhnya oleh Amerika Serikat. Afghanistan adalah catatan buruk kekalahan Soviet terhadap Amerika termasuk dalam hal teknologi perang.
Banyak pendapat yang mengatakan Rusia memiliki berbagai tujuan terkait misi tempurnya di Suriah. Selain untuk melindungi kroninya yakni Pemerintah Assad, Rusia juga ingin meningkatkan pengaruhnya di kawasan Timur Tengah yang selama ini didominasi oleh Amerika Serikat.
Presiden Obama kepada wartawan di Gedung Putih Jumat juga mengatakan strategi Rusia salah dan negara tersebut akan menghadapi kegagalan. Serangan Rusia yang juga menyasar kelompok antipemerintah (tidak hanya ISIS) akan menyeret mereka ke rawa panjang yang sulit untuk keluar.
Bagi Amerika tidak ada cara untuk menyelesaikan masalah Suriah kecuali mengganti pemerintahan. Sementara Rusia tegas menyatakan satu-satunya cara untuk mengalahkan ISIS adalah memberi bantuan kepada pemerintah yang ada sekarang ini. Mereka yang jelas bertarung dengan ISIS di lapangan perang.
Suriah juga telah menjadi gambaran pertempuan Amerika dan Rusia sebagaimana pertemuan Amerika dan Uni Soviet di Afghanistan. Meski Obama menegaskan Suriah tidak akan jadi ajang perang proxy antara kedua negara.”Suriah bukan papan catur untuk ajang pertarungan adidaya,” tegasnya.