Meski empat jet tempur pembom canggih Su-34 Rusia yang dikerahkan ke Suriah menarik perhatian banyak orang, tetapi kemampuan mematikan yang tidak boleh dilupakan adalah keberadaan Su-24 yang juga dikirim ke medan perang. Terlebih dengan jumlahnya yang mencapai 12 menjadikan pesawat ini mampu melakukan pertempuran berkelanjutan dalam waktu lama.
Fencer memang pesawat yang terhitung tua karena dibangun pada 1960an. Tetapi Su-24 Rusia yang masih tersisa telah mengalami banyak upgrade dengan sistem modern. Versi Fencer saat ini dilengkapi dengan sistem navigasi satelit GLONASS, kokpit kaca ditingkatkan, sebuah head-up display modern dan serta kemampuan bela diri di udara dengan penambahan rudal R-73.
Jet ini juga telah mampu membawa amunisi presidi dipandu. Meski menurut pejabat Angkatan Udara Amerika, pesawat Rusia ini sepertinya tidak menggunakna amunisi presisi dipandu tetapi memilih menggunakan amunisi terarah. Hal itu disampaikan pejabat Pentagon setelah mempelajari rekaman dari serangan yang dilakukan pesawat Rusia di Suriah. “Itu bukan senjata presisi,” kata kepala intelijen Angkatan Udara AS Letnan Jenderal Robert Otto, dikutip TIME. “Kami tahu apa yang menggantung di pesawat.”
Fencer dapat membawa maksimal 17.600 pon persenjataan, tetapi biasanya hanya membawa 6.600 pon. Pesawat, dirancang untuk menembus musuh wilayah udara di ketinggian rendah, dapat mencapai target 400 mil tanpa pengisian bahan bakar di udara sambil membawa enam 1.100 FAB-500M-62 bom (pesawat tidak memiliki kemampuan pengisian bahan bakar udara). Meskipun demikian, pesawat ini akan menjalankan lebih dari sekedar misi serang. Pesawat mungkin digunakan untuk pengintaian dan misi dukungan lainnya, menurut pejabat Angkatan Laut AS.
Dave Majumdar, editor majalah pertahanan Amerika National Interest dalam artikelnya Sabtu 3 Oktober 2015 menulis dengan 12 pesawat yang tersedia bagi mereka, angkatan udara Rusia harus memiliki antara delapan dan sepuluh Fencer pada satu waktu. Dengan sepuluh Su-24 bisa menghasilkan tiga puluh sorti per hari dalam skenario kasus terbaik.
Tetapi juga ada pertanyaan yang belum diketahui jawabnya berapa banyak pilot dan kru pemeliharaan pasukan Rusia dibawa mereka. Selain itu, banyak pejabat Angkatan Udara dan Angkatan Laut AS meragukan Rusia membawa peralatan dukungan yang cukup. “Tidak mungkin mereka telah membawa peralatan pendukung yang kuat seperti yang kita lakukan ketika melakukan TSPS kami [paket keamanan teater],” kata seorang pejabat Angkatan Udara. “Ini tentu tidak ada ddi Latakia.”
Angkatan udara Rusia pada akhirnya akan menggantikan pesawat dengan Su-34, tetapi Fencer akan tetap bekerja selama beberapa waktu ke depan. Masih menawarkan kemampuan serangan jarak jauh yang layak terhadap sasaran yang lebih jauh dari Latakia.