Untuk menanggapi peningkatan kehadiran militer China di Laut China Selatan, Amerika Serikat dikabarkan akan mendorong sekitar 30.000 personel Marinir mereka ke Hawaii dan sekitarnya. Jumlah ini sekitar 15% dari total kekuatan korps elite tersebut.
Mengutip laporan dari Korea Selatan JoongAng Ilbo, Duowei News, outlet berita politik China yang berbasis di AS Senin 28 September 2015 melaporkan saat ini korps Marinir AS meliki kekuatan 190. 000 personel yang biasanya dikirim untuk misi perang dan dikerahkan ke wialay konflrik regional atau pengiriman cepat yang dikombinasikan dengan gugus tugas Angkatan Laut AS.
Para ahli percaya tujuan dari relokasi hampir 30.000 marinir ini untuk mengurangi waktu reaksi reaksi Amerika di Asia-Pasifik dan menjadi bagian penting dari upaya strategi “Asia rebalancing” Presiden AS Obama.
Marinir Times, mencatat kegiatan reklamasi lahan China dan konstruksi militer di pulau-pulau yang disengketakan di Laut China Selatan sebagai alasan utama untuk penempatan personil, seiring dengan perkembangan program nuklir Korea Utara dan peningkatan aktivitas Rusia di ruang udara Jepang.
Sementara itu, Munhwa Ilbo Korea Selatan melaporkan bahwa empat senjata strategis utama Amerika yakni kapal induk nuklir, pembom siluman B-2, jet tempur siluman F-22 dan kapal selam nuklir akan berada di Korea Selatan atau ditempatkan di pangkalan Guam bulan depan yang mungkin terkait rncana Korea Utara untuk melakukan uji coba nuklir keempat.
Laporan itu menyatakan bahwa tiga pembom B-2 dipindahkan ke Guam pada bulan Agustus, sedangkan Kapal Induk USS Ronald Reagan dan dua F-22 akan mengunjungi Korea Selatan pada bulan Oktober. Drone RQ-4 Global Hawk juga diharapkan untuk membuat tampilan di International Aerospace & Defense Exhibition Seoul dari 20 sampai 25 Oktober.