
Tetapi juga jangan dilupa ketika U-2 ditembak Soviet dan pilotnya ditahan “Kehilangan seorang pilot atau memiliki pilot yang disandera bisa sangat merusak,” kata Allen. “Kami merasakan hal itu ketika Gary Powers ditangkap pada tanggal 1 Mei 1960.”
Powers, pilot CIA telah jatuh oleh dengan rudal permukaan ke udara SA-2 saat terbang dengan U-2 pada misi mata-mata di atas Uni Soviet. Dia ditangkap dan diadili untuk spionase. Insiden itu mempermalukan Presiden Dwight D. Eisenhower dan membubarkan sebuah pertemuan puncak di Paris dengan pemimpin Soviet Nikita Khrushchev.
Allen juga terlibat lebih dekat ketika Mayor. Rudolf Anderson dari Angkatan Udara ditembak jatuh dan tewas saat terbang dengan U-2 di atas Kuba pada 27 Oktober 1962. “Saya bekerja pada Krisis Misil Kuba. Itu adalah momen yang sangat menakutkan ketika ia ditembak jatuh,” kata Allen. Komando Udara Strategis sudah dalam kondisi Defense Condition (Defcond) 2, dengan bersenjata nuklir B-52 waspada di udara dan siap untuk menyerang Uni Soviet.
Ketegangan dan risiko yang ditimbulkan oleh ditembaknya Powers dan Anderson kontras dengan reaksi pada tahun 1964, ketika China ditembak jatuh salah sebuah drone pengintai pertama dalam sejarah selama Perang Vietnam. Di bawah program rahasia yang super terinspirasi oleh jatuhnya U-2, Angkatan Udara dan perusahaan Ryan Aeronautical mengubah Firebee yang sebelumnya adalah drone sasaran untuk membawa kamera seperti U-2 dan terbang pada misi yang sama.
“Pilotless U.S. Plane Downed, China Says,” judul di headline surat kabar pada 17 November 1964 di New York Times. Dua hari kemudian muncul berita “Silent on Peking Report,” Times melaporkan bahwa Menteri Pertahanan Robert S. McNamara “tidak mau berkomentar.” Tidak ada konfrontasi dihasilkan.
Hal inilah yang menurut Allen mengapa pesawat tak berawak adalah cara paling amanpergi. “Jika Anda kehilangan satu, Anda tidak akan kehilangan pilot,” katanya. “Cara masa depan adalah melalui pengintai tanpa awak.”