7 Tahun Lalu Sudah Diprediksi F-35 Lemah di Dogfighting
F-35C

7 Tahun Lalu Sudah Diprediksi F-35 Lemah di Dogfighting

Perubahan Radikal

F-35 segera masuk layanan

Stillion kemudian bergabung dengan Center for Strategic and Budget Assessments (CSBA)- think-tank Washington, DC. Stillion kemudian menulis laporan mengusulkan solusi radikal untuk masalah tempur Amerika. Artinya, dengan benar-benar menyingkirkan jet tempur yang ada.

Studi Stillion berjudul ” Trends in Air-to-Air Combat” diterbitkan pada bulan April 2015 yang mempertanyakan asumsi yang mendasari banyak pengembangan pesawat tempur di dunia.

Selama beberapa dekade, Amerika, Eropa, Rusia dan China berlomba-lomba mebangun pesawat cepat bahkan super cepat dengan manuver ekstrim . Selain itu juga berusaha untuk membangun pesawat siluman yang tidak bisa terdeteksi radar.

Upaya mereka telah menghasilkan beberapa jet tempur baik di China,  Rusia dan Eropa serta Amerika. Tapi di Amerika, desainer F-35 tidak pernah berhasil untuk membangun keseimbangan kemampuan pesawat baik antara kemampuan siluman, kecepatan ataupun manuver.

Stillion bersikeras. “Tujuan dari pertempuran udara,” ia mengingatkan pembaca, “masih meraih kemenangan, maka mendapatkan atau tetap berada di luar jangkauan efektif dari serangan balik yang potensial adalah hal yang paling penting.”

Dan tujuan itu, Stillion melanjutkan, tidak selalu membutuhkan kecepatan dan kelincahan. Apalagi mengingat pengorbanan dari upaya untuk membangun pesawat dengan kecepatan dan kelincahan tinggi tersebut.

“Pesawat Supersonic yang lebih besar, lebih kompleks dan kurang hemat bahan bakar dibandingkan dengan pesawat subsonic yang lebih murah memiliki kemampuan sama dalam hal jangkauan dan muatan,” tulis Stillion. Sementara untuk meraih kemampuan manuver tinggi juga mahal dan menambah bobot pesawat tempur, Stillion menambahkan.

Setelah menganalisis 1.400 pertarungan udara ke udara antara tahun 1965 dan 2002, Stillion menyimpulkan bahwa sensor dan rudal lebih penting daripada kecepatan dan manuver.

Jika pesawat bisa melihat musuh-musuhnya dari jauh dan memukul mereka dengan akurasi luar biasa dengan rudal jarak jauh, itu tidak akan peduli seberapa lambat dan lamban pesawat itu. Apalagi jika kecepatan dan kurangnya kelincahan rendah dikompensasi dengan ruangan lebih luas untuk rumah sensor dan komunikasi yang kuat dan serta beban senjata besar.

Stillion mengusulkan alternatif F-35 dan pesawat tempur tradisi lainnya dengan “beberapa sistem pesawat tempur tak berawak untuk tampil sebagai platform sensor dengan muatan senjata udara sederhana yang dikoordinasikan oleh awak manusia di papan pesawat pembom dengan suite sensor yang kuat. ”

Ini adalah pesawat”generasi keenam” “Bahkan mungkin versi modifikasi dari pembom atau pesawat yang ada yang dioptimalkan untuk misi udara ke udara,” tambah Stillion. Seperti bomber B-2 dipersenjatai dengan rudal Phoenix, terbang di tengah segerombolan drone X-47B. Jadi kalau sudah begini kecepatan tidak lagi penting.

NEXT: BAGAN DETIL STRATEGI YANG DITAWARKAN