Setelah penundaan tiga tahun, pemerintah India akhirnya membereskan pembeliandan helikopter serangan baru dan angkat berat dari AS. Kontrak senilai US$2,5 miliar disepakati untuk pengadaan 15 Chinook dan 22 Apache. Kedua sayap putar ini diyakini akan menjadi dorongan besar untuk angkatan udara. Terlebih kontrak memungkinkan untuk penambahan pembelian di masa depan.
Sektor swasta akan mendapatkan karena dari kontrak tersebut akan ada dana lebih dari US$ 600 juta yang harus diinvestasikan Amerika ke sector industri pertahanan & kedirgantaraan India sebagai bagian kesepakatan.
Dua helicopter ini diyakini akan mampu menjadi game changer untuk India, kenapa?
AH-64E APACHE
Digambarkan sebagai helikopter serang paling mematikan di dunia, Apache telah dalam pelayanan sejak tahun 1984 dengan lebih dari 2.100 mesin diproduksi. India akan membeli versi terbaru yang merupakan konfigurasi Blok III yang digunakan pertama kali oleh AS pada tahun 2011. Sebanyak 22 helikopter dibeli dengan harga US$ 1,4 miliar.
Helikopter serbaguna dirancang untuk semua jenis misi. Dilengkapi dengan laser dan sistem inframerah untuk segala cuaca yang dan misi siang-malam, Apache bersenjatakan rudal Hellfire, selain arsenal dari roket 70 mm dan meriam otomatis.
Bagi India Apache akan menjadi helicopter serang murni pertama India. Sementara Mi 35 Rusia yang telah beroperasi selama bertahun-tahun dan sekarang di ambang pensiun adalah helikopter serbu yang dirancang untuk membawa pasukan ke wilayah konflik. Hanya dengan dua pilot, Apache akan menjadi helicopter serangan khusus yang diyakini akan menjadi ‘game changer’ dalam skenario pertempuran taktis.
Namun pembelian diwarnai kotroversi.Angkatan Darat dan Angkatan Udara telah perdebatan tentang siapa yang harus mengoperasikan Apache. Meski pengadaan 22 helikopter dilakukan IAF, tetapi Angkatan Darat juga sekarang mengajukan proposal untuk membeli 39 Apache untuk sayap penerbangannya.