
Rusia mengerahkan sistem pertahanan udara canggih ke Suriah sebagai bagian dari pembangunan kekuatan militer mereka di dalam negara yang tengah dilanda perang tersebut.
Sejauh ini pasukan Rusia telah mengerahkan 2-3 SA-22 Greyhound atau yang kerap disebut sistem pertahanan Pantsir-S1 ke sekitar basis mereka di Latakia, Suriah, bersama 28 pesawat tempur. Pantsir-S1 dirancang untuk melindungi area kecil dari ancaman dengan sepasang meriam 2A38M 30mm dan selusin rudal permukaan ke udara 57E6. Sistem ini memiliki jangkauan 12 mil dan dapat menerjang target setinggi 60.000 kaki.
Tapi Pantsir-S1 hanya senjata pertahanan kecil. Rusia masih memiliki sistem pertahanan udara bertingkat yang sangt membahayakan. Buk-M2E salah satunya yang akan memberikan perlindungan pada rentang yang lebih panjang. Buk yang ditunjuk NATO sebagai SA-17 Grizzly dirancang untuk terlibat dengan target pada jarak 28 mil dan ketinggian lebih dari 82.000 kaki.
Yang paling mengkhawatirkan jika Rusia kemudian memboyong sistem pertahanan udara S-300 atau bahkan S-400 ke Suriah yang menjadi sistem pertahanan rudal pada level lebih tinggi untuk melindungi daerah strategis penting. S-300PMU-1 memiliki jangkauan sekitar 120 mil dan dapat melibas target setinggi 100.000 kaki. Setiap baterai dapat menyerang lebih dari setengah lusin target secara bersamaan.
S-300 menjadi sistem pertahanan udara paling mampu dan berbahaya di dunia yang sampai saat ini akan sangat sulit diatasi oleh sebagian besar jet tempur generasi keempat seperti F-16 atau F-15. “Sebuah game changer untuk semua pesawat generasi keempat [seperti F-15, F-16 dan F / A-18]. Senjata ini sangat berbahay dan Anda tidak ingin dekat dengannya,” kata seorang penerbang korps Marinir sebagaimana dikutip Dave Majumdar editor National Interest Rabu 23 September 2015.