Kemampuan Pilot dan Keberuntungan

Kemampuan Raptor yang bisa terbang jelajah pada kecepatan supersonik tinggi di di atas 50.000 kaki secara efektif menjadikan pesawat dapat memilih kapan dan di mana untuk melawan. Sementara penerbangan lambat dan lebih rendah pada F-35 menjadikan pesawat ini dipaksa untuk bereaksi terhadap pesawat musuh yang memiliki performa lebih baik.
Selain itu, F-35 tidak memiliki kecepatan atau ketinggian untuk memberikan energi peluncuran rudal udara ke udara AIM-120 seperti halnya Raptor, yang berarti rudal akan memiliki jangkauan kurang jauh bila ditembakkan dari JSF. F-35 juga tidak dapat membawa banyak rudal udar ake udara yang merupakan masalah mengingat bahwa jammers memori frekuensi radio digital dapat mendatangkan malapetaka dengan sistem bimbingan AMRAAM ini.
Dengan kemampuan ini, maka hanya ada dua harapan F-35 selamat dari Su-35 atau bahkan pesawat lain seperti F-16 atau F/A-18 yakni keterampilan pilpt dan keberuntungan. Faktanya adalah bahwa F-35 dalam konfigurasi siluman hanya dipersenjatai dengan senjata internal yang tidak mampu membaw rudal high off-boresight AIM-9X. Jika AIM-9X harus diintegrasikan ke dalam teluk senjata, berarti sebuah AIM-120 harus dihilangkan.
Kesimpulannya seorang pilot F-35 memang harus menghindari pertemuan jarak pendek. Hal ini yang menjadikan sangat tidak mungkin bahwa US Joint Air Force Commander Component (JFACC) akan menetapkan misi superioritas udara untuk unit F-35 jika ada alternatif lain. Tetapi mengingat armada kecil Raptor dan berkurangnya armada F-15C, adalah mungkin bahwa JFACC bisa dipaksa menggunakan F-35 sebagai aset superioritas udara. Namun itu berarti memberikan mimpi buruk kepada pilot Amerika karena secara nyata F-35 memang lemah untuk misi semacam itu.