
Pada akhir 2014, Royal Air Force mulai menjatuhkan amunisi presisi-dipandu Paveway IV dari Typhoon mereka. Typhoon Royal Saudi Air Force juga mewarisi kemampuan Paveway dan langsung digunakan untuk medan pertempuran melawan ISIS. Paveway telah mengukuhkan Typhoon sebagai salah satu perampok terbaik yang akan merebut superioritas udara dan mengancam kekuatan di darat.
Typhoon mampu mencapai kecepatan supersonik tanpa afterburner, ini disebut supercruise. Typhoon mampu mencapai kecepatan maksimum Match 1,2 dan 1,5 tanpa rehat sekalipun

Eurofighter memiliki tingkat kecepatan subsonik dan supersonik yang lebih besar, akselerasi yang lebih cepat Match 0,9 pada ketinggian 20.000 kaki daripada F-14 Tomcat, F-15 Eagle, F-16 Fighting Falcon, F/A-18 Hornet, Mirage 2000, Rafale, Sukhoi SU-27 maupun Mikoyan Mig-29.
Pada tanggal 17 juli 2009 Eurofigter Angkatan Udara Italia dikerahkan untuk melindungi wilayah udara Albania dan pada september 2009 4 Typhoon RAF dikerahkan RAF Mount Pleasant menggantikan F3 Tornado untuk membela kepulauan Falkland dan pemerintah Argentina pun mengeluarkan protes resmi.
Pada tahun 2011, Eurofighters dari Italia dan Inggris untuk pertama kali masuk dalam operasi militer. Bergabung dalam pasukan NATO Thyphoon terjun dalam perang Libya yang berakhir dengan tergulingnya Moamar Gaddafi.