F-35B Marinir Belum Siap Tempur
F-35

F-35B Marinir Belum Siap Tempur

F-35 saat hendak mendarat di kapal USS USS Wasp ketika uji operasional
F-35 saat hendak mendarat di kapal USS USS Wasp ketika uji operasional

Pada akhir Juli 2015 lalu Korps Marinir Amerika Serikat dengan bangga menyatakan F-35B milik mereka secara resmi beroperasi setelah lulus operasional awal. Tetapi salinan lengkap dari memo terbaru dari Direktur Operasional Test dan Evaluasi atau Director of Operational Test and Evaluation (DOT&E)   – yang didapat oleh Project On Government Oversight melalui Freedom of Information Act mengungkapkan ternyata sejumlah pemeliharaan dan keandalan dialami oleh pesawat tempur siluman ini.

Korps Marinir memang telah melakukan uji demonstrasi di atas USS Wasp dengan nama “Operational Test One’. Tetapi ternyata hal itu tidak benar-benar tes operasional. Karena untuk disebut  sebagai uji operasional, kondisi harus cocok dengan situasi pertempuran yang realistis.

Semetnara DOT & E menemukan demonstrasi yang dilakukan menunjukkan bahwa Blok 2B F-35B sekadar operasional efektif atau cocok untuk digunakan dalam jenis operasi tempur terbatas.

Dalam dokumen yang dikutip War is Boring Selasa 15 September 2015 itu disebutkan di laporan menunjukkan betapa banyak kesulitan yang dihadapi kru untuk menjaga F-35 demonstrasi bisa terbang. Sebelum demonstrasi bahkan Korps Marinir harus menukar salah satu F-35B dengan yang lain karena sistem bahan bakar mengalami kesalahan. Dalam pertempuran sebenarnya penggantian harusnya dilakukan di atas kapal.

Selain itu dalam tes juga tidak digunakan sistem tempur utama. Salah satunya tidak dipasangnya infrared Distributed Aperture System  yang berfungsi untuk peringatan ancaman rudal dan kesadaran situasional pilot. Penggunaan kamera visi malam dibatasi untuk ketinggian di atas 5.000 kaki. Dan hanya mode radar terbatas yang tersedia untuk beberapa pesawat Blok 2B. Dan celakanya sistem pertempuran yang sangat penting ini tidak akan bisa beroperasi tanpa software canggih. Sementara software itu baru sepenuhnya baru akan diintegrasikan ke dalam pesawat operasional sampai software blok 3F siap pada awal tahun 2017. Dan jika sistem ini diinstal maka kemungkinan akan membutuhkan tambahan beban pemeliharaan.

Untuk perangkat lunak yang diinstal, DOT & E mencatat bahwa degradasi yang harus ditangani akibat pertempuran sering diabaikan selama ini. Pesawat hanya mampu dibuat aman untuk melakukan pelatihan terbatas acara. Ini berarti bahwa dalam beberapa kasus , ketika pesawat harus terbang ke pertempuran sebenarnya tidak akan sepenuhnya siap.

Dalam tes juga terlibat bantuan besar dari personil kontraktor. Lockheed Martin, Pratt & Whitney, dan Rolls Royce semua menyediakan Field Service Engineers (FSE). Personel tersebut berada di kapal USS Wasp bersama dengan kru militer. Jumlah individu bervariasi dari hari ke hari, namun laporan mencatat ada sekitar 80 warga sipil kontraktor berpartisipasi selama tes. Personil sipil akan kecil kemungkinan terlibat dalam operasi tempur sebenarnya.

DOT & E menemukan fakta sulit bagi Marinir untuk menjaga lebih dari dua untuk tiga dari enam jet dalam status siap terbang pada hari tertentu.

Dikatakan juga F-35B yang digunakan untuk demonstrasi tidak pernah mampu mencapai jumlah jam terbang yang direncanakan selama 10 hari operasi penerbangan karena berbagai masalah pemeliharaan. Jadi, sebenarnya F-35B Marinir apakah sudah siap tempur?