Inspirasi Vietnam
Pada pertengahan tahun 1960-an, Arkady Shipunov berhasil mengunjungi Hanoi (Vietnam). Saat itu, sedang terjadi konfrontasi gerilyawan Vietnam pro-Soviet dengan pasukan AS. Setelah ia kembali, ia mengatakan kepada Menteri Pertahanan Soviet Ustinov mengenai kekuatan M61 Vulkan dan menerima persetujuan untuk mengembangkan senjata Soviet dengan sistem Gatling.
Shipunov dan Gryazev ditarik untuk menyempurnakan desain GSh-6-23 milik mereka. Di tahun 1974, mereka memasang senapan itu di kapal sebagai pertahanan antirudal lalu menyusul pada pesawat tempur MiG-31 dan Su-24. Helikopter penyerang juga menerima senapan GSh-6-23 yang dapat dipasangkan pada Ka-52.
Senapan yang diciptakan oleh Gryazev dan Shipunov mengungguli M61 Vulkan jika dilihat dari semua parameter teknis. Jika Vulkan mampu menembak sebanyak 4.000 peluru per menit, GSh-6-23 dapat menembakkan sebanyak 6.000 peluru, bahkan setelah dimodifikasi mampu menembakkan hingga 10 ribu peluru per menit, yang berarti 180 peluru per detiknya.
Senapan Pesawat Soviet ini juga mempunyai bobot dua kali lebih ringan dibanding saudara Amerikanya, yaitu 73 kg berbanding 112 kg. Faktor ini penting untuk manuver pesawat. Untuk pertama kalinya di dunia, Shipunov dan Gryazev menciptakan senjata yang ringkas dan ringan menggunakan energi gas, sedangkan Amerika menggunakan listrik yang membutuhkan baterai cadangan untuk pengisian.
Oleh karena itu, Angkatan Laut dan Angkatan udara menerima senapan yang sulit untuk ditandingi ini. Sebagai contoh, peran target dalam latihan perang selalu menggunakan kendaraan tempur lapis baja karena senjata ini bisa menghancurkan mobil konvensional, truk, dan pesawat yang hanya meninggalkan puing-puing kecil.
Sumber: RBTH