Iran dan China terus mengembangkan kemampuan rudal balistik mereka. Pertanyaannya apakah Amerika harus benar-benar khawatir mengingat dua negara ini selalu berdiri berhadap-hadapan dengan mereka.
Sebuah analisis baru yang dikeluarkan RAND Corporation menyimpulkan bahwa Amerika memang harus menambah dana untuk memperkuat benteng pertahanan udara mereka.
Analisis oleh Jacob L. Heim, seorang analis di RAND Corporation, yang diterbitkan dalam Air & Space Power Journal menyimpulkan ada tingkat ancaman yang berbeda dari Iran dan China. Menurut Heim, rudal balistik Iran sejauh ini tidak menimbulkan ancaman serius bagi operasi udara AS. Karena pasukan AS bisa beroperasi di luar cincin ancaman terburuk (yaitu, lebih dari 500 km dari perbatasan Iran).
Sebagaimana dikutip The Diplomat Heim mengatakan beberapa rudal Iran memang sangat berbahaya seperti rudal balistik jarak menengah berbahan bakar padat Fateh-110, dan BM-25 berbahan bakar serta rudal dua tahap berbahan bakar solid Ashoura MRBM yang masih sedang dikembangkan. Tetapi menurutnya Iran belum bisa menangkal serangan udara Amerika untuk menghancurkan basis rudal mereka. Dan bisa ditebak, Heim menyebutkan ancaman terbesar dari rudal China.
“Iran masih bisa mengancam dengan rudal balistik untuk menyerang di kota-kota besar tetapi saat ini tidak memiliki kemampuan yang kredibel untuk melawan operasi udara Amerika Serikat. Ancaman rudal balistik Iran untuk pangkalan udara AS terlalu dibesar-besarkan oleh Iran dan kemungkinan akan tetap sederhana. Berbeda dengan ancaman yang datang dari Asia Timur [China],” jurnal itu sebagaimana dikutip Sputnik Kamis 10 September 2015.
Sehingga menurut Heim dana yang ada lebih baik difokuskan untuk memperkuat basis militer AS di Pasifik Barat, di mana kekuatan rudal balistik China terus tumbuh dan semakin besar.