
Baru-baru ini, telah ada banyak perdebatan tentang seberapa baik atau seberapa buruk Lockheed Martin F-35 Joint Strike Fighter (JSF) jika dibandingkan dengan jet tempur terbaik milik Rusia a tau China.
Ini perdebatan yang tidak akan pernah selesai sampai F-35 bertemu dengan J-20, J-31, PAK-FA atau Su-35 dalam pertempuran nyata. Semua pendapat yang sekarang ini hanya berdasarkan berbagai analisa.
Berulang kali ditulis pengkritik F-35 telah menunjukkan fakta F-35 tidak bisa berbuat banyak ketika berhadapan dengan jet tempur yang jauh lebih tua seperti F-16D Block 40 yang bahkan terbang dengan membawa dua tangki berisi 370 galon bahan bakar. F-35A, yang merupakan paling gesit dari tiga versi dari jet siluman ini terbukti sulit untuk menekuk Falcon bahkan beberapa kali dikunci oleh F-16.
Sementara itu, para pendukung F-35, terutama tentu saja Lockheed Martin dan kantor program JSF mencoba mengabaikan segala hasil negatif tersebut dengan dalih bahwa Lighting II memang diciptakan untuk tidak bertempur dalam jarak dekat. Pertempuran semacam itu sudah ketinggalan zaman. F-35 akan membunuh lawannya bahkan ketika lawan itu belum menyadari kehadirannya.
Selain itu dalam uji pertempuran dengan F-16, F-35 yang digunakan adalah pesawat uji y yang tidak dilengkapi dengan berbagai teknologi seperti set avionik lengkap, tidak memiliki pelapis siluman, serta tidak menggunakan helm display mount dan, apalagi, tidak dilengkapi dengan rudal canggih seperti AIM-9X Sidewinder.
Kedua sisi pendapat itu terus terlibat dalam perdebatan panjang. Dave Majumdar, ahli militer dalam tulisannya di National Interest Kamis 10 September mengatakan bahwa temannya di Hill mengatakan kepadanya “Dalam komunikasi politik, fakta ini menarik, tetapi sama sekali tidak relevan. Apa yang kita lakukan di sini adalah berputar.”
Fakta dari masalah ini adalah bahwa F-35 memang tidak pernah dilahirkan untuk membangun superioritas udara seperti layaknya F-22 Raptor. Makanya disebut dengan Joint Strike Fighter.
Jika kembali ke sekitar 10 tahun yang lalu, Angkatan Udara AS menyatakan bahwa F-22 Raptor benar-benar penting untuk keamanan nasional karena F-35 tidak bisa melawan jet tempur superioritas udara dan atau melawan sistem pertahanan udara terpadu yang paling maju seperti Rusia S-400.
Tetapi Angkatan Udara berubah pendapat ketika program Raptor dihentikan. Sejak penghentian jalur produksi Raptor, Angkatan Udara telah mencoba menjadikan F-35 sebagai pesawat ajaib yang dapat melakukan segala misi dan menggabungkan semua platform. Termasuk menjalankan peran dari F-22 Raptor hingga pesawat serang A-10 Warthog.