Irak telah mengirimkan pesawat tempur F-16 baru mereka untuk masuk ke ajang pertempuran melawan ISIS.
“Lima belas serangan udara dilakukan dalam empat hari terakhir,” kata Komandan Angkatan Udara Irak Letnan Jenderal Anwar Hama Amin dalam konferensi pers Minggu 6 September 2015 sebagaimana dikutip Defense News dari AFP.
Amin mengatakan dalam serangan itu F-16 Irak menggunakan “senjata pintar” tetapi tidak disebutkan jenisnya. Serangan F-16 dikatakan dilakukan di provinsi Salaheddin dan Kirkuk, utara Baghdad.
Menteri Pertahanan Khaled al-Obaidi pada kesempatan yang sama megatakan bahwa serangan yang dilakukan telah mencapai titik penting dan akan membawa dampak pada operasi di masa depan.
Empat F-16 pertama Irak tiba dari Amerika Serikat pada pertengahan Juli, dari total 36 pesawat yang dibeli dari Amerika. Pembelian tersebut telah menjadi sumber ketegangan, dengan Baghdad yang berulang kali mengeluh karena Ameika lambat mengirimkan pesawat di tengah kebutuhan yang sangat mendesak.
Ketidakamanan di Irak, di mana ISIS merebut wilayah secara signifikan pada bulan Juni 2014, telah menunda pengiriman jet, dengan batch pertama dikirim ke Arizona untuk pelatihan pilot. Pentagon khawatir jika pesawat dikirim ke Irak justru akan jatuh ke tangan ISIS. Selama pelatihan di Arizona seorang pilot Irak tewas ketika F-16 yang dia piloti jatuh awal tahun ini.
F-16 akan menjadi pesawat paling canggih di gudan senjata Irak yang saat mengandalkan Sukhoi Su-25 tua, Cessna Caravan dan berbagai helikopter.
Tetapi dengan banyaknya pesawat asing dari koalisi internasional yang juga melakukan serangan terhadap ISIS setiap hari, keberadaan F-16 Irak ini tidak bisa menjadi game changer dalam perang melawan ISIS.
