Posting sedikit berbeda dengan biasanya. Ini tentang sebuah tokoh wayang. Dia bukan tokoh terkenal. Juga bukan tokoh penting. Bahkan hanya seorang raksasa jelek, cebol, bodoh, dan bicaranya tidak jelas. Dia adalah Kalabendana. Putra bungsu Prabu Arimba sekaligus adik dari Arimbi. Arimbi adalah istri Bima yang melahirkan tokoh fenomenal Sang Gatotkaca. Karena wajahnya yang jelek, Kalabenana sejak kecil dikucilkan oleh ayah dan kakak-kakaknya. Hanya dengan Arimbi dia dekat.
“Sayangnya” Kalabendana punya penyakit tidak bisa berbohong. Dia selalu jujur dan gaduh. Gaga-gara gaduh pula dia membongkar proyek besar kaum elite yang akhirnya membawa dia pada kematian tragis. Tetapi sosok cebol ini pula yang membuat jalan kematian tragis dua kesatria utama Pandawa yakni Abimanyu putra Harjuna dan Gatotkaca sendiri.
Begini ceritanya…
Abimanyu yang sudah memiliki istri Siti Sundari terlibat cinta terlarang dengan Dewi Utari, putri bungsu Matswapati. Usia Utari jauh lebih tua bahkan Abimanyu seharusnya memanggilnya dengan sebutan nenek. Konon Utari memiliki magic yang bisa menjadikan dia terlihat selalu cantik dan semlohe.
Maka Gatotkaca dan Abimanyu pun bersekongkol. Mereka pamit kepada Siti Sundari kalau hendak babat alas. Padahal sebenarnya keduanya ke Matswapati untuk menemui Utari. Bahkan akhirnya Abimanyu dan Utari menikah. Tentu saja Abimanyu ngaku masih jejaka.
Setelah sekian lama tidak kembali, Arimbi khawatir dengan anaknya sementara Siti Sundari cemas dengan suaminya. Maka keduanya meminta tolong Kalabendana untuk mencari suaminya tersebut. Biar cebol dan jelek, Kalabendana sakti. Dengan mudah dia bisa menemukan kedua pangeran itu karena dia mampu mencium keringat Gatotkaca dari jarak jauh.
Akhirnya Kalabendana menemukan Gatotkaca dan Abimanyu di kerajaan Matswapati sedang duduk dengan Untari. Maka disampaikan pesan yang dia bawah bahwa Gatotkaca diminta pulang karena ibundanya kangen, sementara Abimanyu juga diminta segera kembali ke Plangkawati karena ditunggu Siti Sundari.
Untari yang mulai curiga bertanya siapa Siti Sundari. Belum menjawab sudah dibentak oleh Gatotkaca untuk diam. Tetapi Kalabendana tetap saja ngomong dan mengatakan bahwa “Siti Sundari adalah ist…”
Belum selesai kalimatnya, tangan Gatotkaca melayang menampar pamannya. Meski pelan karena Gatotkaca orang sakti dan punya ilmu Brajamustri, maka pecahlah kepala Kalabendana. Tewas seketika.
“Orang kecil tidak boleh gaduh! Kebohongan orang terkenal tidak boleh dibeberkan! Proyek orang istana tidak boleh diusik!” mungkin seperti itu yang ada di pikiran Gatotkaca
Dewi Untari marah dan menanyakan apakah benar Abimanyu sudah beristri. Tetapi kesatria ini tetap bersikukuh mengaku masih jejaka. Hingga dia bersumpah jika dia berbohong maka dia akan mati dengan seribu panah. (Versi lain justru Untari yang bersumpah suaminya akan menemui jalan kematian seperti itu)
Sementara arwah Kalabendana pun bersumpah bahwa dia tidak akan masuk surga jika tidak bersama dengan Gatotkaca, sosok yang sangat dia cintai.
Dan pada Perang Baratayudha takdir bertemu. Abimanyu tewas dengan ribuan panah menancap tubuhnya. Sementara Kalabendana memenuhi janjinya.
Takdir mempertemukan Gatotkaca dengan Adipati Karna, pemilik senjata Kunta. Senjata pemberian dewa yang seharusnya menjadi hak Harjuna. Tetapi ketika dewa hendak memberikan pusaka, Batara Surya yang merupakan ayah dari Karna meredupkan diri hingga dewa salah memberikan pusaka ke Karna (wajah keduanya memang mirip). Harjuna yang tidak terima akhirnya mencoba merebutnya. Tetapi dia hanya mendapatkan warangka atau sarung senjata sementara senjatanya dikuasai Karna.
Pada saat lahir Gatotkaca memiliki masalah karena tali pusarnya tidak bisa dipotong oleh senjata apapun. Dan baru bisa setelah menggunakan warangka dari senjata kunta. Tetapi warangka lenyap dan masuk ke dalam tubuh Gatotkaca. Sehingga takdir menggariskan suatu saat kunta akan mencari rumahnya yang ada di tubuh Gatotkaca.
Menyadari Kunta adalah titik lemahnya, Gatotkaca melesat dan manuver setinggi-tingginya untuk menghindari senjata dan bersembunyi di balik mega. Senjata sebenarnya tidak bisa mencapai Gatotkaca, tetapi segera diraih oleh arwah Kalabendana dan dibimbing untuk menghantam dada keponakannya itu. Terbayar sudah janjinya. Kejujuran yang dulu dibungkam akhirnya membalas dendam!
Ditulis oleh AZ (pendiri Jejaktapak.com)