China dan Rusia memulai latihan angkatan laut bersama kedua 20-28 Agustus 2015 di kawasan Laut Jepang. Amerika dan Jepang pun bersikap waspada.
Sebanyak 23 kapal perang dari kedua negara akan mengambil bagian dalam latihan ini. Selain itu dua kapal selam, 15 pesawat sayap tetap, delapan helikopter berbasis kapal, serta 400 pasukan darat dan 30 kendaraan amfibi juga turun.
China telah membawa tujuh kapal perang untuk latihan, bersama dengan enam helikopter berbasis kapal, lima pesawat sayap tetap, 200 pasukan darat dan 21 kendaraan amfibi. Di antara kapal perang China adalah perusak kelas Taizhou Sovremennyyyang dijuluki sebagai pembunuh kapal induk. Selain itu China juga membawa kapal Type 054A Hengyang, yang telah mengambil bagian dalam misi pengawalan anti-pembajakan di Teluk Aden.
Latihan pertama telah digelar 11-21 Mei di Mediterania dan menjadi latihan paling komprehensif antara kedua negara sejak 2012 karena mencakup wilayah geografis yang paling luas.
Zhang Junshe, peneliti di China Naval Research Institute, menyatakan latihan ini menunjukkan kemitraan China-Rusia yang komprehensif strategis dan tingkat kepercayaan yang tinggi antara kedua negara, yang akan membantu kerja sama militer di mereka di darat, meningkatkan kemampuan bersama untuk menghadapi ancaman keamanan di laut.
Jepang dan Amerika tak bisa menutupi kegelisahan dari latihan bersama ini dan meyakini latihan dalam upaya menargetkan pihak ketiga. Want China Times Jumat 21 Agustus 2015 melaporkan Sebelum latihan dimulai pesawat patroli dan kapal perang Angkatan telah mengikuti gerakan kapal China dan Rusia ke area latihan. Amerika juga ikut mengawasi ketat.
Media Barat percaya bahwa latihan tidak dapat ditafsirkan sebagai upaya untuk menekan NATO serta mempertinggi ketegangan terkait sengketa teritorial di Laut China Selatan dan China Timur laut. Latihan juga sebagai bentuk tandingan atas kesepakatan Amerika dan Jepang dalam mebentuk “poros Asia” strategi Presiden AS Barack Obama.