Site icon

Hamas Klaim Tangkap Lumba-Lumba Mata-Mata Israel

lumba

Kelompok Hamas mengaku telah menangkap seekor lumba-lumba militer milik Israel. Ikan cerdas itu ditangkap dengan sejumlah peralatan yang ada di tubuhnya termasuk kamera,

Hamas Army Radio Rabu 19 Agustus 2015 melaporkan ikan ditangkap beberapa minggu lalu oleh pasukan katak oleh angkatan laut dari brigade militer Hamas.

Sementara media Israel menilai sejumlah negara tetangga kerap menuduh mereka menggunakan hewan untuk spionase. Pada 2013, polisi Mesir dilaporkan menahan seekor bebek, setelah nelayan lokal melihat perangkat dengan tulisan Ibrani terpasang binatang tersebut yang diyakini digunakan untuk mengumpulkan data intelijen. Sementara pada tahun 2012, media Turki berulang kali menuduh bahwa burung dengan perangkat pelacakan dengan tanda universitas Israel digunakan untuk misi spionase.

Juga pada tahun 2012, burung pemakan bangkai dengan tanda Israel ditangkap di Sudan, dan disebut-sebut menjadi mata-mata Mossad. Para pejabat Israel harus menjelaskan bahwa burung pemakan bangkai itu sedang dilacak, sebagai bagian dari studi tentang pola migrasi spesies langka.

Pada tahun 2011, beberapa media Arab Saudi juga menuduh Israel menggunakan burung pemakan bangkai griffon untuk spionase. Pada tahun 2010, seorang pejabat di provinsi Sinai Mesir mengatakan bahwa rumor Mossad melepas hiu di dekat kawasan wisata pantas Laut Merah.

The Times of Israel dengan sinis menyindir ” Angkatan Laut Israel mempertahankan armada kapal selam kelas Dolphin tetapi anehnya radio Hamas melaporkan Hamas berbicara tentang mamalia, bukan perahu.” Media lain, termasuk I24, mengatakan bahwa Israel tidak dikenal memiliki tim lumba-lumba mata-mata.

Personel militer AS melatih lumba-lumba

Tetapi penggunaan lumba-lumba sebagai binatang militer merupakan hal yang jamak. Bahkan di negara yang memiliki teknologi kapal selam super canggih semacam Amerika dan Rusia. Bahkan Marinir Amerika Serikat diketahui memiliki 85 lumba-lumba terlatih dan 50 singa laut dalam pelayanan, melaksanakan misi termasuk penjagaan pelabuhan, memantau ranjau dan perbaikan peralatan. Bahkan mereka juga menjaga gudang AS pangkalan angkatan laut terbesar ketiga, terletak di luar Seattle. Setelah program rahasia itu dibuka untuk publik pada tahun 1990-an, para pejabat telah mengungkapkan bahwa lumba-lumba juga digunakan di Vietnam, dan dalam perang AS di Teluk Persia, terutama untuk menjaga pasukan katak musuh dari mendekati kapal AS.

Uni Soviet memiliki program serupa, yang berbasis di Crimea. Ketika semenanjung memisahkan diri dari Ukraina dan bergabung kembali Rusia pada bulan Maret 2014, Kementerian Pertahanan Rusia memegang kendali atas fasilitas itu. Di tempat ini lumba-lumba dilatih dengan berbagia kemampuan militer.

 

Exit mobile version