Amerika Mulai Kembangkan Drone Bersenjata Laser
ilustrasi

Amerika Mulai Kembangkan Drone Bersenjata Laser

droneSistem Pertahanan Rudal Pentagon tengah bekerja pada rencana untuk mengembangkan pesawat tak berawak dengan dipersenjatai laser yang mampu menembak jatuh rudal balistik. Seperti drone yang telah ada, pesawat tanpa awak ini nanti juga memiliki kemampuan terbang tinggi dan lama.

Airborne Laser Testbed (ALTB) pertama adaah adalah Boeing 747 dengan awak dan  dilengkapi dengan kimia beracun untuk menghasilkan tenaga. Pentagon menghentikan program ini pada tahun 2012, setelah lebih dari 15 tahun pembangunan.

Dan sekarang Pentagon mengambil ALTB lagi dengan rencana menerapkan pada sebuah drone tak berawak.

Meskipun rencana diperbarui, tantangan teknis dan taktis tetap sama yakni bagaimana bisa membangun pesawat bersenjata laser yang dapat menembak jatuh rudal balistik  tanpa harus terbang begitu dekat dengan target.

Dilaporkan Breaking Defense majalah militer Amerika Senin 17 Agustus 2015 ketika ALTB pertama kali diusulkan, banyak pertanyaan yang belum terjawab.  Tetapi, Badan Pertahanan Rudal tetap melangkah ke depan dengan program ini.

“Kali ini, Badan Pertahanan Rudal akan mengambil sejumlah cara dan teknologi tambahan,” kata Direktur Badan Pertahanan Rudal Pengatong, Laksamana James Syring.

“Ini adalah pendekatan yang sangat berbeda dibandingkan yang kita lakukan di masa lalu,” katanya.

Badan Pertahanan Rudal akan melakukan percobaan dan review alternatif sampai 2018-2019 dan akan terbang sekitar tahun 2021. “Jika mudah tentu kita akan melakukannya sekarang,” kata Syring. “Tetapi mengingat kemajuan pesat dalam teknologi laser, itu bukan sesuatu yang mustahil.”

Mark Gunzinger, seorang ahli laser di Pusat Penilaian Strategis dan Anggaran, mengatakan teknologi untuk drone bersenjata laser sudah 50 tahun dikembangkan. “Saya pikir yang paling mungkin bahwa konsep MDA [Missile Defense System] adalah bukan ‘kembalinya ABL,'” kata Gunzinger dalam sebuah wawancara dengan Breaking Defense.

“Konsep MDA ini akan mengambil dua  teknologi militer – sistem tak berawak dan energi yang diarahkan- dan menggabungkan mereka untuk menciptakan sebuah sistem senjata baru.”