
Mikhail Lennikov, mantan agen KGB yang telah mencari suaka di Kanada sejak 2009, akhirnya kembali ke Rusia.
Surat kabar Deutsche Welle melaporkan Lennikov selama ini hidup di dalam Gereja Lutheran di Vancouver sejak enam tahun yang lalu. Badan Layanan Perbatasan Kanada menahan diri untuk tidak memasuki tempat ibadah guna menangkapnya.
Menurut pengacaranya, Hadayt Nazami, Lennikov rela menyerahkan diri kepada pihak berwenang setelah melakukan negosiasi dengan layanan perbatasan Kanada. Petugas perbatasan mengawalnya ke Toronto, di mana ia naik pesawat ke Moskow.
Lennikov bekerja untuk KGB dari tahun 1982 sampai 1988. Dia pertama datang ke Kanada pada tahun 1997 untuk bekerja di University of British Columbia. Dia kemudian mengajukan izin tinggal permanen, tetapi aplikasi ditolak.
Lennikov takut untuk kembali ke Rusia karena ia takut akan dituduh makar setelah dia telah mengungkapkan nama-nama agen KGB. Menurut Nazami, yang tampaknya tidak lagi terlibat dalam kasus itu mengatakan “Saya hanya bisa berharap dia aman.”
Pada tahun 2009, Lennikov telah diperintahkan untuk dideportasi setelah pihak berwenang Kanada menganggap dia ancaman bagi keamanan nasional karena perannya sebagai penerjemah untuk KGB di tahun 1980-an.
Dia mengaku sebagai agen mata-mata pada tahun 1999, tetapi mengklaim bahwa ia melakukan pekerjaan di bawah tekanan.
Pengacara Lennikov ini tidak menjelaskan mengapa ia akhirnya menyerah berjuang untuk tinggal di Kanada. Lennikov terbang ke luar negeri pada hari Sabtu 15 Agustus 2015.
Kasus ini telah memicu perdebatan panas dalam politik Kanada. Partai Demokrat Baru Kanada menyebut kasus ini sebagai nentuk “kebijakan imigrasi pemerintah yang salah,”. Partai Konservatif berpendapat bahwa keputusan untuk mendeportasi dia sudah benar karena ia tidak diinginkan di Kanada karena masa lalunya. Sementara istri dan anak yang warga negara Kanada diharapkan untuk tinggal di Kanada.