Rafale India Kembali Dead Lock
Rafale

Rafale India Kembali Dead Lock

rafale2

Proses pembelian 36 jet tempur Rafale buatan Prancis oleh India kembali dead lock alias buntu. Empat bulan setelah Perdana Menteri Narendra Modi campur tangan untuk memecahkan kebuntuan dalam negosiasi komersial sebelumnya, kini kedua pihak masih berusaha untuk menyetujui syarat penjualan.

Dua pejabat senior pertahanan India mengatakan kepada Reuters Rabu 12 Agustus 2015 bahwa kedua belah pihak berada dalam perdebatan tentang harga per unit pesawat dan persentase investasi Dassault Aviation di India. Masalah ini semakin mengancam upaya India untuk modernisasi penuaan angkatan udara India.

Para pejabat militer telah memperingatkan kesenjangan kemampuan dengan China dan Pakistan akan terbuka jika pesawat baru tidak segera masuk.

Modi dan Presiden Prancis Francois Hollande mengumumkan kesepakatan pemerintah-ke-pemerintah untuk penjualan pejuang Rafale dalam bentuk jadi pada 10 April 2015.

Keputusan ini diambil setelah tiga tahun negosiasi dengan Dassault untuk pembelian 126 pesawat menemui jalan buntu karena masalah transfer teknologi. Dassault menolak untuk memproduksi sebagian besar pesawat di India.

Pada tanggal 16 Mei, Menteri Pertahanan India Manohar Parrikar mengatakan kepada media setempat bahwa negosiasi atas harga akan selesai dalam satu atau dua bulan. Tapi ternyata pembicaraan kembali macet karena desakan India yang ingin harga lebih rendah dibandingkan harga yang ditetapkan dalam kesepakatan komersial yakni sekitar US$ 200 juta per unit.

Kementerian Pertahanan India mengatakan perundingan telah mengambil langkah maju tapi menolak untuk memberikan rincian. Parrikar mengatakan pekan lalu bahwa New Delhi telah mengatakan Paris mereka ingin jet tempur itu sesegera mungkin. Seorang juru bicara Dassault juga menolak berkomentar.

Next: Rumit