
Meski sekutu Amerika, Arab Saudi jusru melirik persenjataan Rusia. Negara yang tengah ngebet memperkuat militer mereka setelah kesepakatan nuklir Iran ini mengaku ingin memiliki sistem rudal taktis Iskander.
Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir mengatakan negaranya sedang membahas rencana tersebut. Pernyataannya muncul setelah pertemuan dengan timpalannya dari Rusia Sergey Lavrov, Selasa 11 Agustus 2015 di Moskow.
“Arab Saudi ingin untuk mengintensifkan hubungan dengan Rusia di semua bidang, termasuk di bidang militer,” katanya sebagaimana dikutip Ria Novosti Rabu.
“Kontak intensif sedang berlangsung antara delegasi militer dan spesialis dari kedua negara dan berbagai jenis persenjataan dari Rusia, termasuk sistem rudal Iskander,” tambahnya.
Jika kesepakatan ini sukses maka akan menjadi pengiriman pertama senjata Rusia ke Arab Saudi. Sejauh ini, Amerika Serikat telah mempertahankan posisinya sebagai pengekspor senjata atas ke kerajaan Timur Tengah.
Namun kepala Institut Agama dan Politik Alexander Ignatenko mengatakan bahwa setelah kesepakatan terbaru antara Iran dan enam negara mengenai program nuklirnya, negara-negara Teluk Persia semakin khawatir tentang keamanan mereka sendiri, takut bahwa kesepakatan itu akan membebaskan Teheran untuk menjadi superpower di Timur Tengah. Saat ini memiliki rudal balistik jarak menengah berbahan bakar padat DF-21, buatan China. Sementara Rudal Iskander adalah, sistem rudal sangat maneuvrable dan semua cuaca self-propelled yang mampu menghantam target pada jarak hingga 500 kilometer. Sistem rudal dipersenjatai dengan rudal balistik cruise.
Ignatenko menambahkan kerap kali Arab Saudi menawarkan kerjasama untuk hadiah asal tuntutan mereka dipenuhi.
Sementara analis Timur Tengah lain, Theodore Karasik, meragukan bahwa Riyadh benar-benar akan membeli Iskanders dalam waktu terdekat. Pada tahun 2008 muncul laporan bahwa Arab Saudi menawarkan kepada Federasi Rusia kontrak senjata utama jika Kremlin mengurangi kerjasamanya dengan Iran.
Laporan serupa muncul pada 2013 bahwa Arab Saudi telah diam-diam menawarkan Rusia kesepakatan untuk mengendalikan pasar minyak global dan menjaga kontrak gas Rusia, jika Kremlin tidak mendukung rezim Assad di Suriah.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mendorong pemerintah Suriah dalam upaya internasional untuk memerangi militan ISIS tapi Adel Al-Jubeir, dengan tegas menolak setiap peran Assad.
Untuk mengetahui detil Iskander silahkan baca:
INILAH KEMAMPUAN R-500 RUSIA YANG BIKIN SEWOT AMERIKA