
Keputusan Inggris untuk memperpanjang hidup skuadron 12 Tornado yang sedang melakukan misi di Irak dan Suriah memunculkan masalah suku cadang. Ironisnya Inggris harus meminjam suku cadang ke Italia atau Jerman.
Sebelumnya Menteri Pertahanan Inggris Michael Fallon mengumumkan memperpanjang misi RAF dalam perang melawan ISIS sampai 2017. Keputusan itu sekaligus mememerpanjang skuadron Tornado yang tahun ini seharusnya dipensiun.
Negara-negara NATO yang mengoperasikan pesawat Tornado memang memiliki kesepakatan yang memungkinkan negara-negara untuk meminjam dari satu sama lain. Tetapi tentu saja semua didasarkan pada kebutuhan masing-masing.
Sumber senior Whitehall menegaskan bahwa Marsekal Sir Andrew Pulford baru-baru ini telah menghubungi Italia Aeronautica Militare dan Jerman Luftwaffe, yang mengoperasikan GR4 Tornado sama seperti Inggris untuk kemungkinan meminjam suku cadang.
Inggris mengoperasikan delapan GR4 Tornado dalam misi di Suriah dan Irak. Sumber itu mengatakan: “Persediaan suku cadang tipis. Dan pengumuman minggu ini telah menambahkan tekanan ekstra. Suriah sangat berbeda dengan Irak. Ada lebih target dan peluang dari GR4 mengalami kerusakan juga lebih tinggi.”
Dia menambahkan bahwa ada tiga komponen penting yang berpotensi bermasalah, meskipun ia menolak untuk mengidentifikasi mereka dengan alasan keamanan. “Ada tiga bagian sensitif, dan ketersediaan menyebabkan beberapa kekhawatiran,” katanya.
“Pada tahap ini kita tidak tahu apakah Jerman atau Italia bisa meminjamkan punya mereka, karena mereka memiliki komitmen mereka sendiri, tetapi permintaan tersebut telah dibuat. Saya berharap kedua negara bersedia bekerja sama dengan komponen lainnya.”
Tahun lalu seorang teknisi RAF pangkalan udara Akrotiri di Siprus yang menjadi basis operasi Tornado dalam menyerang ISIS melaporkan bahwa pasokan suku cadang terlambat sehingga kru darat dipaksa untuk mengkanibal beberapa suku cadang dari Tornado lain. Jika RAF tidak berhasil menemukan suku cadang yang dibutuhkan, Tornado bisa diganti oleh Eurofighter Typhoon.
Tapi, tidak seperti Tornado, pesawat ini dirancang sebagai pesawat dengan kemampuan utama untuk pertempuran udara ke udara tinggi ketinggian udara-ke-udara pencegat dan akan lebih rentan terhadap ancaman dari tanah.
Selain itu, Typhoon mungkin tidak dapat membawa peralatan surveilans pod RAPTOR yang penting untuk mencari target di tanah.
Tetapi Departemen Pertahanan membantah ada masalah. Seorang juru bicara mengatakan: “Suku cadang tidak habis dan tidak ada kekurangan suku cadang untuk armada Tornado Inggris.”